Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Ini Kecelakaan Politik

Kompas.com - 11/12/2012, 15:20 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Niat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar semua kegiatan dengan transparan menuai banyak pujian dari masyarakat. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang secara pribadi diprotes oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Dalam sebuah rapat bersama Koalisi Masyarakat Anti Asap Rokok, Selasa (11/12/2012), di Balaikota Jakarta, Basuki membeberkan alasan kepada para peserta rapat tentang adanya sebuah kamera yang merekam jalannya rapat. Ia mengatakan hal ini ditujukan untuk membangun transparansi serta bukti yang nantinya bakal diunggah ke dalam Youtube dengan akun Pemprov DKI.

"Ini nanti masuk ke Youtube, kan, buat bukti juga," kata Basuki. 

Meski demikian, mantan Bupati Belitung Timur ini juga mengungkapkan protesnya pada sebuah video yang sempat diunggah. Video yang dimaksud Basuki adalah rekaman rapat bersama puluhan perwakilan buruh yang menuntut kenaikan upah minimum pada 24 Oktober lalu.

Dalam rapat tersebut, Basuki memang sengaja memarahi seorang pencatat notula yang dianggapnya lamban dalam  bertugas, terlebih saat mencatat jalannya rapat menggunakan alat tulis, bukan dengan laptop.

Saat itu, Basuki tampak geram dan langsung memarahi pegawai tersebut di tengah jalannya rapat.  Basuki mengakui, dia sangat emosi dan sangat marah saat itu karena ingin menghargai para buruh yang telah berdemonstrasi sejak pagi hari dan puluhan perwakilannya telah menunggu lebih dari dua jam di ruang rapatnya.

Yang menjadi protes Basuki adalah mengapa video "marah" itu diunggah ke dalam Youtube. Ia khawatir masyarakat tak mengetahui alasan marahnya secara utuh dan membuat penilaian yang prematur. Lebih-lebih ketika beberapa stasiun televisi juga ikut menayangkan video tersebut dengan memenggal penyebab dirinya marah.

"Televisi terus-terusan nayangin, tetapi yang bagian marahnya doang, kan, masyarakat jadi salah nilai. Hehehe...ini kecelakaan politik karena sekarang masyarakat sudah mengerti dan menyambut baik," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com