Jakarta, Kompas -
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono saat berkunjung ke Redaksi Kompas, Jumat (7/12) sore. ”Capaian Indonesia baik, tapi tak boleh langsung puas. Harus diperhatikan apa yang dirasakan masyarakat,” katanya.
Agung yang datang bersama seluruh deputi Kemenko Kesra diterima Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bagun.
Menurut Agung, angka kemiskinan Indonesia pada 2004 mencapai 17,9 persen. Turun menjadi 11,9 persen pada Maret 2012 atau setara 29 juta orang. Pemerintah menargetkan angka kemiskinan pada 2014 tinggal 7,5 persen-8 persen.
Untuk itu, pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi tetap tinggi, seperti pada semester I- 2012 sebesar 6,3 persen. Sebanyak 1 juta lapangan kerja ditargetkan tersedia tiap tahunnya hingga bisa mengurangi angka kemiskinan dengan signifikan.
Sekretaris Kemenko Kesra Dwisuryo Indroyono Soesilo menambahkan, program penanggulangan kemiskinan yang dilakukan terbagi dalam empat kluster, yang meliputi pemberian aneka bantuan tunai, pemberdayaan masyarakat, kredit usaha rakyat, dan penyediaan fasilitas murah.
”Mobilisasi lembaga-lembaga nonpemerintah dalam penanggulangan kemiskinan perlu lebih digarap,” ujarnya.
Agung mengakui, peran swasta dalam pengentasan dari kemiskinan sangat besar. Dana yang disalurkan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) bisa mencapai 2-3 kali lebih besar dibandingkan dana penanggulangan kemiskinan dari pemerintah. Semangat rakyat ini perlu terus dibangkitkan hingga pengurangan penduduk miskin bisa lebih cepat.