Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan BBM Normal

Kompas.com - 03/12/2012, 02:59 WIB

Jakarta, Kompas - Meski sempat ada kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di beberapa daerah, sejak beberapa pekan lalu pasokan dilaporkan mulai normal. Di beberapa daerah Pertamina menjamin stok hingga akhir tahun akan aman.

External Relation PT Pertamina Pemasaran II-Sumbagsel Rico Raspati, di Bandar Lampung, akhir pekan lalu, mengatakan, konsumsi rata-rata solar bersubsidi di Lampung adalah 1.455 kilo liter per hari. Sementara, stok tersisa kini hanya 15.527 kl. ”Dengan data itu, maka penyaluran di Lampung akan over kuota 6 - 8 persen,” tuturnya.

Meskipun demikian, ucapnya, Pertamina telah berkomitmen untuk menyalurkan solar sesuai kebutuhan. ”Tidak ada pengendalian atau pembatasan. Ini untuk menjaga situasi agar tetap kondusif dan masyarakat tidak panik,” ungkap Rico.

Terkait beban penambahan kuota, ungkap dia, Pertamina akan menanggungnya dulu. ”Over kuota ini akan dilaporkan ke BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Selisih kelebihannya ini nanti akan diganti oleh pemerintah,” katanya.

Sementara itu, untuk BBM jenis Premium, stok di Lampung masih cukup tersedia hingga akhir tahun sehingga tidak perlu penambahan.

Di Denpasar, Bali, Manajer Penjualan PT Pertamina Area Bali dan Nusa Tenggara Barat, Iin Febriani, mengatakan, ketersediaan maupun penyaluran BBM untuk wilayah Bali hingga akhir tahun 2012 dinyatakan dalam kondisi normal.

Untuk menjamin kelancaran penyaluran dan ketersediaan BBM di Bali menghadapi Natal dan Tahun Baru, PT Pertamina (Persero) Pemasaran BBM Retail Region V akan membentuk satuan tugas (satgas) pemantau dan pengawasan penyaluran BBM.

Sementara itu, Pertamina Sulawesi Tenggara memastikan penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi di wilayah tersebut dalam kondisi aman hingga akhir tahun. Masyarakat diminta tak perlu panik karena kelangkaan BBM bersubsidi seperti yang terjadi di banyak daerah di Tanah Air tak berdampak ke Sultra.

Sales Representative Sulawesi Tenggara PT Pertamina Wahyudi Wirjanto menyatakan pihaknya akan terus memenuhi permintaan BBM bersubsidi bagi masyarakat sesuai kebutuhan yang wajar.

”Meskipun kuota BBM subsidi di Sultra juga sudah terlampaui, namun kelebihan itu tak banyak dan kebutuhan masyarakat akan tetap bisa terpenuhi,” ujar Wahyudi.

Akibat maraknya kelangkaan BBM bersubsidi di berbagai daerah, Wahyudi mengatakan, penyaluran BBM bersubsidi sepanjang November di Sultra mengalami peningkatan. Hal itu dikarenakan adanya kekhawatiran masyarakat bahwa kondisi serupa akan terjadi juga di Sultra.

”Namun, lonjakan penyaluran itu masih di bawah 10 persen dan bisa teratasi,” ujarnya. Ia pun meminta masyarakat untuk tidak khawatir dengan stok BBM bersubsidi di Sultra.

Sementara itu Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengimbau pemerintah untuk mengurangi subsidi harga bahan bakar minyak (BBM). Selain membebani APBN, subsidi BBM yang besar juga mengakibatkan ekonomi semu dan penyimpangan.

”Beban subsidi BBM mencapai lebih dari Rp 200 triliun tiap tahun itu akan membebani perekonomian. Mbok dikurangi, kalau perlu hapuskan saja. Lebih baik dialihkan ke hal lain, misalnya infrastruktur,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto usai melantik pengurus Kadin Lampung.

Sementara itu sejak diluncurkan oleh Pertamina Pemasaran Kalimantan, pertengahan Agustus lalu, agen bahan bakar minyak eceran solar nonsubsidi yang berupa truk tangki, belum mendapat respons bagus masyarakat. (JON/COK/ENG/PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com