JAKARTA, KOMPAS.com - Dari 19 orang calon hakim agung yang mengikuti seleksi wawancara terbuka di Komisi Yudisial, ada empat nama yang diragukan integritasnya. Salah satu di antara mereka malah menolerir pemberian dari pihak berperkara dengan alasan jumlahnya sedikit.
Menurut aktivis Koalisi Pemantau Peradilan Choky Ramadhan, terdapat empat calon hakim agung yang ikut seleksi wawancara terbuka di Komisi Yudisial (KY) yang diragukan integritasnya. "Mereka misalnya ada yang menolerir pemberian dari pihak-pihak berperkara walau pun dalam jumlah yang kecil sebagai bentuk terima kasih karena telah memenangkan perkara yang ditangani si calon hakim agung," kata Choky di Jakarta, Minggu (2/12/2012).
Selain itu menurut Choky, ada juga calon yang jawabannya inkonsisten dengan kenyataan. "Misalnya, ada calon yang ternyata pernah tidak menggunakan audit BPKP (Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan) sebagai bahan dalam membuktikan kerugian keuangan negara," kata Choky.
Koalisi Pemantau Peradilan meminta KY benar-benar melakukan penyaringan super ketat terhadap ke-19 nama yang rencananya bakal diumumkan Senin besok, terkait siapa saja yang berhak mengikuti tahap akhir, uji kepatutan dan kelayakan di DPR. "Jangan sampai calon yang diberikan KY ini busuk, sehingga hasilnya nanti juga busuk. Apalagi MA saat ini tengah disorot oleh tindakan sejumlah oknum hakim agung yang diduga melanggar kode etik dan pidana," kata Choky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.