Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Takkan Usut Kasus Plat Nomor Kendaraan

Kompas.com - 14/11/2012, 19:32 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi tidak akan mengusut indikasi tindak pidana korupsi dalam proyek pengadaan pelat nomor kendaraan bermotor (PNKB) di Korps Lalu Lintas Polri. Hal tersebut dikarenakan Kepolisian sudah lebih dulu memulai penyidikan kasus tersebut. Juru Bicara KPK, Johan Budi mengatakan, pihaknya sudah menerima tembusan surat perintah dimulainya penyidikan (SPDP) dari Polri.

“SPDP dari Polri sudah disampaikan ke KPK. Dengan demikian, benar KPK tidak mengusut,” kata Johan melalui pesan singkat, Rabu (14/11/2012).

Dia menegaskan, kasus ini akan sepenuhnya diusut Kepolisian. Menurut Johan, KPK sendiri belum meningkatkan penanganan kasus itu ke tahap penyidikan. KPK baru menelaah laporan mengenai proyek plat mobil yang masuk ke direktorat pengaduan masyarakat (Dumas) tersebut.

Sementara Kepolisian, sudah menyampaikan SPDP kepada Kejaksaan Agung sejak Oktober lalu. Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Andhi Nirwanto mengaku sudah menerima satu SPDP. Namun dia mengaku lupa siapa nama tersangka yang ditetapkan Kepolisian tersebut.

Pengakuan Andhi ini berbeda dengan keterangan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Polisi Sutarman. Menurut Sutarman, meskipun telah mengeluarkan SPDP, Kepolisian belum menetapkan tersangka dalam kasus ini.

Sutarman juga mempersilahkan KPK mengusut kasus itu jika memang pengembangan kasus dugaan korupsi simulator ujian surat izin mengemudi (SIM) berkembang ke proyek plat mobil. Dia juga mengisyaratkan kalau “aktor” yang terlibat dalam kasus plat mobil, sama dengan pelaku dalam kasus simulator SIM.

"Pelaku pelaksana kasus itu kan orangnya sama dengan yang sedang disidik KPK. Seluruhnya, silakan disidik kalau pengembangan kasus mengarah ke plat nomor," kata Sutarman.

Dalam kasus simulator SIM, KPK menetapkan empat tersangka. Mereka adalah mantan Kepala Korlantas Polri Inspektur Jenderal  (Pol) Djoko Susilo, mantan Wakil Kepala Polri Brigadir Jenderal Polisi Didik Purnomo,  Direktur Utama PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (PT CMMA) Budi Susanto, dan Direktur Utama PT Inovasi Teknologi Indonesia Sukotjo S Bambang.

Saat ditanya apakah Irjen Djoko ikut terlibat dalam proyek plat mobil, Sutarman menjawab, "Nah, itu makanya. Itu kan masih rangkaian kita yang sekarang."  

Untuk diketahui, selain proyek pengadaan simulator surat izin mengemudi senilai Rp 196 miliar, diduga ada dua proyek lain di Korlantas Polri pada 2011, yakni proyek PNKB senilai Rp 500 miliar dan STNK-BPKB dengan nilai Rp 300 miliar. Ketiga proyek ini diduga sarat unsur korupsi.

 

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Korlantas Gugat KPK
Dugaan Korupsi Korlantas Polri
Polisi vs KPK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com