Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Fotografer Akan Bersaksi soal BlackBerry Angie

Kompas.com - 08/11/2012, 10:43 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua fotografer media akan bersaksi dalam persidangan kasus dugaan penerimaan suap pengurusan anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Pendidikan Nasional dengan terdakwa Angelina Sondakh, Kamis (8/11/2012). Dua fotografer itu adalah Abbas Sandji dari harian Tribun Timur dan Budi Juwono dari media online KapanLagi.

"Rencananya, dua orang fotografer yakni dari Tribun Timur atas nama Abbas Sandji dan dari KapanLagi atas nama Budi Juwono," kata pengacara Angelina, Tengku Nasrullah, saat dihubungi wartawan, Kamis.

Persidangan itu akan berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Saat proses penyidikan di KPK, dua fotografer itu pernah dimintai keterangan sebagai saksi untuk Angelina. Keduanya dikonfirmasi soal foto Angelina Sondakh dengan BlackBerry (BBM) yang diambil Budi sekitar 2009 dan 2010. Foto tersebut diambil di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jakarta.

Seusai diperiksa beberapa waktu lalu, Abbas mengaku menyerahkan kepada penyidik KPK sebanyak 13 foto Angelina memegang BlackBerry. Foto tersebut diambil saat geladi bersih pelantikan 520 anggota DPR 2009-2014 pada 30 September 2009. Dalam foto itu, Angelina yang mengenakan pakaian coklat muda tampak memperlihatkan BlackBerry-nya kepada almarhum Adji Massaid, suami Angelina.

Hal yang sama diungkapkan Budi. Dia mengaku telah menyerahkan sejumlah foto Angelina kepada KPK. Dalam gambar tersebut, Angelina tampak memegang dua buah ponsel yang salah satunya mirip dengan ponsel BlackBerry Bold kepada penyidik KPK. Foto tersebut diambil sekitar 2 Juni 2009 pada saat acara geladi bersih pelantikan anggota DPR dan saat Angie berbicara soal kehamilan di kantornya, Gedung Nusantara I lantai 23.

Seperti diketahui, Angelina kerap membantah melakukan percakapan BlackBerry Messenger (BBM) dengan Mindo Rosalina Manulang. Angelina berdalih kalau dirinya baru menggunakan BlackBerry pada akhir 2010. Sementara penyidik KPK menemukan bukti transkrip BBM antara Angelina dan Mindo yang dilakukan sebelum akhir 2009. Percakapan BBM kedua wanita itu mengungkapkan adanya permintaan uang dari Angelina ke Muhammad Nazaruddin (bos Grup Permai) melalui Mindo. Menurut Mindo, uang tersebut diminta Angelina terkait kepengurusan anggaran proyek wisma atlet SEA Games dan proyek universitas.

Dalam kasus ini, Angelina didakwa menerima pemberian atau janji berupa uang yang nilai seluruhnya Rp 12,5 miliar dan 2.350.000 dollar Amerika Serikat (Rp 21 miliar dengan kurs dollar Rp 9.000). Uang tersebut diberikan Grup Permai, perusahaan milik Muhammad Nazaruddin, terkait penggiringan proyek di Kemenpora dan Kemendiknas. Selain dua fotografer, tim jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi akan menghadirkan dua mantan karyawan Grup Permai, yakni Gernaha Sianipar dan Bayu Widjojongko sebagai saksi. Sedianya dua anak buah Nazaruddin ini diperiksa dalam persidangan sebelumnya, tetapi yang bersangkutan tidak hadir.

Baca juga:
Bukti-bukti Foto Angie Gunakan BlackBerry Tahun 2009
Fotografer KapanLagi Pastikan BlackBerry Angelina

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Dugaan Suap Angelina Sondakh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

    Nasional
    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Nasional
    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Nasional
    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta Bersama Pengacara

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

    Nasional
    Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

    Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

    Nasional
    Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

    Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

    Nasional
    Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

    Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

    Nasional
    Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

    Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

    Nasional
    Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

    Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

    Nasional
    Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

    Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

    Nasional
    Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

    Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

    Nasional
    Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

    Termohon Salah Baca Jawaban Perkara, Hakim MK: Kemarin Kalah Badminton Ada Pengaruhnya

    Nasional
    Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak 'Heatwave'

    Suhu Udara Panas, BMKG: Indonesia Tak Terdampak "Heatwave"

    Nasional
    Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

    Jumlah Dokter Spesialis Indonesia Kecil Dibanding Negara ASEAN, Jokowi: Masuk 3 Besar, tapi dari Bawah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com