Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batik Belanda Mulai Memperkenalkan Diri

Kompas.com - 08/11/2012, 09:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Belanda telah memengaruhi banyak kebudayaan negeri kita, termasuk batik. Namun, ternyata batik belanda tidak pernah dikenakan oleh masyarakat "Negeri Kincir Angin".

"Saya pakai baju batik di Belanda, orang-orang bertanya, 'Apa yang kamu pakai?'," tutur Direktur Erasmus Huis, Ton van Zeeland, saat jumpa media "Revival of Batik Belanda" di Jakarta Fashion Week 2013, Rabu (7/11/2012).

Rupanya, batik belanda itu mengacu pada motif-motif batik yang dipakai oleh orang Belanda yang tinggal di Indonesia pada masa kolonial. Mereka saat itu membuat motif batik yang disesuaikan dengan kultur Eropa, seperti bunga dan dongeng, misalnya Si Topi Merah dan Serigala. Warna batik belanda pun lebih cerah dan ceria.

Motif-motif batik belanda pun memengaruhi ragam batik Indonesia hingga saat ini, meskipun tidak banyak orang tahu bahwa motif tersebut adalah pengaruh dari budaya Belanda.

"Saya juga tadinya bertanya-tanya, batik belanda seperti apa ya? Setelah saya searching, ternyata ada di sekitar kita ya," kata Iwan Amir, salah satu perancang yang membuat karya berdasarkan batik belanda.

"Revival of Batik Belanda" merupakan kali pertama kerja sama Erasmus Huis dengan Jakarta Fashion Week. Ton van Zeeland mengemukakan, dirinya ingin tetap meneruskan kerja sama budaya soal batik belanda.

Dia ingin membuat program-program untuk mengenalkan batik belanda kepada dunia, tetapi setidaknya hal itu harus dimulai dulu dari Belanda.

"Batik bisa dipakai saat musim panas di Belanda, orang-orang juga banyak yang memakai baju Hawaii, tapi batik lebih bagus motifnya," kata dia.

Selain Iwan Amir, Erasmus Huis juga menggaet perancang Lulu Lutfi Labibi dan Sischaet Detta untuk mempersembahkan reinkarnasi dari batik belanda dengan sentuhan modern.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com