Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Nama Anas Tak Muncul di Laporan BPK?

Kompas.com - 31/10/2012, 12:30 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Dua menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II, yaitu Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alifian Mallarangeng, akan muncul pada laporan hasil audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentang proyek pusat pembinaan olahraga nasional di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Demikian juga nama Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati dan mantan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Joyo Winoto juga ikut bertanggung jawab. Bahkan, sejumlah nama dari Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dan BPN juga dinyatakan ikut bertanggung jawab.

Namun, ke mana nama Anas Urbaningrum yang sejak awal disebut-sebut oleh mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin terlibat juga dalam kasus Hambalang?

"Anas, kan, bukan pejabat negara. Jadi, namanya tak muncul. Kecuali dalam kaitan perusahaan yang ikut terlibat dalam kontrak pembangunannya," ujar sumber Kompas, Selasa (30/10/2012) malam, di Gedung BPK, Jakarta.

Ketua BPK Hadi Purnomo juga tak mau berkomentar soal tidak masuknya nama Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum di dalam laporan hasil audit investigasi BPK.

Ditanya apakah nama Anas akan muncul di laporan yang menyinggung sejumlah perusahaan kontraktor yang turut dalam pembangunannya, Hadi hanya tersenyum. Namun, meskipun Hadi tak mau menjawab, bisa dirujuk temuan audit investigasi BPK soal adanya rekayasa dalam lelang proyek Hambalang.

"Ada rekayasa proses pelelangan pekerjaan konstruksi pembangunan proyek Hambalang untuk memenangkan Kerja Sama Operasi (KSO) PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk yang dilakukan dengan cara menggunakan standar penilaian yang berbeda dalam mengevaluasi dokumen prakualifikasi antara KSO Adhi/Wika dan rekanan lain. Standar penilaian untuk mengevaluasi KSO PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk menggunakan nilai pekerjaan sebesar Rp 1,2 triliun. Adapun standar penilaian untuk mengevaluasi rekanan lain menggunakan nilai pekerjaan sebesar Rp 262 miliar," jelas laporan itu.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad pernah menyatakan kepada Kompas beberapa waktu lalu bahwa Anas Urbaningrum pernah mendapat sebuah mobil mewah yang dibeli dari showroom di Pecenongan, Jakarta Pusat, dari PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya.

"KPK dapat bukti itu dari kuitansi pembelian yang ada di komputer Adhi Karya yang disita KPK," kata Samad waktu itu.

Nama-nama lain lebih jauh, laporan hasil audit investigasi BPK juga mengungkapkan nama-nama pejabat dan pegawai yang dianggap ikut bertanggung jawab dalam kasus Hambalang.

Nama-nama lain yang dianggap bertanggung jawab di Kementerian Pemuda dan Olahraga:
1) Mantan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam
2) Kepala Biro Perencanaan Kemenpora dan Pejabat Pemegang Komitmen Deddy Kusdinar
3) Ketua Panitia Pengadaan Kemenpora Wisler Manulang
4) anggota Panitia Pengadaan Kemenpora Jaelani
5) Sekretaris Panitia Pengadaan Kemenpora Bambang Siswanto
6) Rio Wilarso selaku staf Biro Perencanaan Kemenpora.

Adapun nama-nama dari Kementerian Keuangan:
1) Mulia P Nasution selaku Sekretaris Jenderal Kemenkeu,
2) Dewi Puji Astuti Handayani selaku Direktur Anggaran II Kemenkeu,
3) Sudarto selaku Kepala Sub Direktorat II E Ditjen Anggaran Kemenkeu,
4) Rudi Hermawan Kepala Seksi II 4 Dirjen Anggaran Kemenkeu
5) Ahmad Malik Staf Seksi II E 4 Dirjen Anggaran Kemenkeu.

Sementara dari Kementerian Pekerjaan Umum:
1)  Guratno Hartono selaku Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Kementerian PU
2)  Dedi Permadi selaku Pengelola Teknis Kementerian PU

Dari Badan Pertanahan Nasional:
1) Managam Manurung selaku Sekretaris Utama sekaligus Plt Deputi II BPN
2) Binsar Simbolon selaku Direktur Pengaturan dan Pengadaan Tanah Pemerintah BPN
3) Erna Widyawati selaku Staf Pengelola Data Deputi II BPN
4) Luki Ambar Winarti selaku Kepala Bagian Persuratan BPN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com