Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ical Persilakan JK "Nyapres" Melalui Partai Lain

Kompas.com - 29/10/2012, 13:00 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal "Ical" Bakrie mengatakan, partainya tak akan terpecah dalam mengusung dirinya sebagai bakal calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014. Kandidat Golkar lain yang dinilai lebih populer dari Ical, Jusuf Kalla, dipersilakan untuk maju sebagai pesaing dengan menggunakan kendaraan politik lain. 

"Suara Golkar tidak akan pecah karena kami hanya mengusung satu capres," ujar Ical dalam jumpa pers pada acara Rapimnas IV Partai Golkar, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.

Menurut Ical, ia sudah membaca pernyataan JK di media yang menyatakan menghormati keputusan Golkar mengusung Ical. "Seperti dikatakan Pak JK sendiri, kalau ada partai-partai lain yang mencalonkan dan suaranya cukup, beliau punya hak maju. Tapi suara Golkar tidak akan pecah karena Golkar hanya usung satu capres," katanya.

Ical sendiri, dalam pernyataannya beberapa waktu lalu, menyatakan cukup percaya diri meski sejumlah survei menunjukkan elektabilitasnya belum terlalu tinggi. Bahkan, berada di bawah kepopuleran dan elektabilitas Jusuf Kalla.

"Elektabilitas saya 61 persen," ujar Ical, pekan lalu, di Gedung DPR, Jakarta.

Adapun Rapimnas IV ini akan membahas soal pencapresan Aburizal Bakrie alias Ical pada Pilpres 2014. Golkar akan menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk memenangkan Ical. Sebelum Rapimnas dilakukan, sejumlah survei menunjukkan bahwa sosok Ical masih belum kuat sebagai capres.

Survei yang dilakukan Political Weather Station (PWS) menunjukkan, dari sisi popularitas, kesukaan, hingga terpilihan, Ical masih terbilang rendah. Popularitas Jusuf Kalla masih yang teratas dengan 95,88 persen. Disusul Aburizal Bakrie 90,09 persen, Priyo Budi Santoso 80,37 persen, Akbar Tanjung 80,17 persen, Fadel Muhammad 50,37 persen, Agung Laksono 46,63 persen, Hajriyanto Y Thohari 35,42 persen, dan Sharif Cicip Sutarjo 31,96 persen.

Sementara untuk kesukaan (akseptabilitas) terhadap tokoh Golkar, Jusuf Kalla kembali tertinggi dengan 70 persen. Selanjutnya, Priyo Budi Santoso 49 persen, Aburizal Bakrie 45 persen, Akbar Tandjung 40,84 persen, Fadel Muhammad 35,6 persen, Agung Laksono 32,89 persen, Hajriyanto Y Tohari 23,64 persen, dan Syarif Cicip Sutarjo 19,71 persen. Dari segi keterpilihan terhadap tokoh Golkar, nama Jusuf Kalla lagi-lagi masih teratas dengan 22,42 persen. Selanjutnya Aburizal Bakrie 16,32 persen dan Priyo Budi Santoso 12,24 persen.

Survei ini dilakukan di 33 provinsi di Indonesia dan dilaksanakan pada 15 September hingga 15 Oktober 2012. Jumlah sampel yang digunakan yakni 1.070 responden dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga:
JK: Kalau Anda Butuh, Kita Maju (Pilpres) Lah...
Rapimnas Golkar Bahas Pencapresan Ical
Bagi Ical, Megawati dan Prabowo Saingan Terkuat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Nasional
    Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

    Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

    Nasional
    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Nasional
    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Nasional
    Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Nasional
    Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

    Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

    Nasional
    'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

    "Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

    Nasional
    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    Nasional
    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Nasional
    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com