Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Peringatkan Korea Utara

Kompas.com - 22/10/2012, 02:31 WIB

SHANGHAI, MINGGU - Pemerintah China mendesak negara sekutu dekatnya, Korea Utara, menahan diri untuk menjaga kondisi damai di kawasan Semenanjung Korea, Sabtu (20/10). Desakan itu disampaikan menyusul ancaman yang dilancarkan Korut, sehari sebelumnya, untuk menyerang tanpa belas kasih jika para aktivis anti-Korut di Korsel tetap melancarkan aksi mereka.

Seperti diwartakan, para aktivis anti-Korut, kebanyakan para pembelot dari negeri komunis itu, berencana melepas balon-balon berisi selebaran anti-Korut dari wilayah perbatasan.

”Sebagai tetangga dekat di kawasan semenanjung, China mendesak kedua Korea menyelesaikan persoalan sengketa mereka melalui dialog dan konsultasi,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei.

”Kami juga berharap kedua belah pihak tetap tenang dan bersama-sama tidak melakukan tindakan provokatif dan radikal apa pun,” katanya.

Dua tahun lalu, Korut menembaki Pulau Yeonpyeong milik Korsel dengan peluru artileri militer. Serangan itu menewaskan sejumlah warga sipil dan militer.

China selama ini dikenal sebagai sekutu terdekat Korut, terutama karena Korut sangat bergantung secara ekonomi pada sokongan ”Negeri Tirai Bambu” tersebut.

Kecam kunjungan

Selain mengancam Pemerintah Korsel agar menghentikan rencana para aktivis anti-Korut, Pyongyang juga mengecam kunjungan mendadak Presiden Lee Myung-bak ke Pulau Yeonpyeong, Kamis lalu.

Kecaman keras disuarakan juru bicara Komisi Pertahanan Nasional (Korut), yang menyebut langkah bodoh Presiden Lee itu sengaja dilakukan untuk menaikkan ketegangan.

Tidak cuma itu, langkah itu juga disebut sekaligus dilakukan sebagai bentuk kampanye politik demi menaikkan popularitas dan dukungan terhadap partai konservatif menyusul pemilihan umum presiden Desember nanti.

”Kunjungan itu menunjukkan upaya bodoh (Lee) mengganggu perdamaian dan stabilitas, menaikkan konfrontasi, dan memprovokasi perang dengan mempertahankan Garis Batas Utara (NLL), yang selama ini menjadi akar utama konfrontasi dan bentrokan,” papar sang juru bicara seperti dikutip kantor berita Korut, KCNA.

NLL dibuat dan ditetapkan di akhir Perang Korea (1950-1953) oleh Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa dipimpin Amerika Serikat.

”Garis batas (NLL) itu adalah garis palsu yang secara ilegal dan sepihak dibuat oleh pasukan agresor imperialis AS. Hanya garis demarkasi militer maritim yang kami tetapkan yang akan terus berlaku di Laut Timur sampai kedua Korea bersatu (di bawah Korut),” ujar sang juru bicara.

Dalam kunjungannya, Kamis lalu, Lee Myung-bak meminta para prajurit Korsel di Pulau Yeonpyeong berani membela dan mempertahankan perbatasan laut mereka dengan risiko apa pun.

Pada kesempatan terpisah, Kementerian Pertahanan Korsel kepada parlemen negeri itu mengaku siap membalas serangan Korut jika sampai benar terjadi. (AFP/REUTERS/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com