Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kriteria Cawapres Ideal Menurut Ical

Kompas.com - 20/10/2012, 15:45 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya (Golkar) Aburizal "Ical" Bakrie menjelaskan tiga kriteria ideal calon wakil presiden (cawapres) yang layak mendampinginya dalam pemilihan umum presiden (pilpres) 2014 mendatang. Pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 2012 kemarin, politisi sekaligus pengusaha ini memang telah mendapatkan mandat untuk memilih calon pendampingnya untuk berlaga di arena perebutan kursi presiden dan wakil presiden 2014. 

"Tiga kriteria itu adalah harus populer, mampu, dan bisa bekerja sama dalam menjalankan pemerintahan," kata Ical pada HUT ke-48 Golkar di DPP Golkar, Jakarta, Sabtu (20/10/2012). Ical menguraikan, kriteria cawapres yang populer bertujuan untuk mendongkrak perolehan suara dirinya. Hal itu diharapkan dapat membawa Ical pada kemenangan.

Cawapres yang populis di mata rakyat, lanjutnya, dapat memberikan dampak positif bagi Golkar. Selain itu, menurutnya, cawapres yang dipilihnya harus sehat jasmani dan rohani. Selain itu, bakal calon RI 2 dari partai berlambang pohon beringin ini juga sosok telah dikenal masyarakat.

"Yang terpenting, cawapres itu harus selalu sejalan dengan saya. Agar nanti di pemerintahan, dia dan saya tidak berjalan sendiri-sendiri dalam mengabdikan diri untuk rakyat," katanya.

Ia menambahkan, dirinya akan bekerja keras menentukan cawapres. Sebab, cawapres tidak dapat asal dipilih. Penentuan cawapres yang mendampinginya, sambungnya, akan memakan waktu yang panjang. Pasalnya, tidak sembarang tokoh dapat mendampinginya dalam pilpres 2014 mendatang.

Sebelumnya, Ical pernah mengatakan, dia akan melakukan shalat istikharah sebelum memilih calon wakil presiden yang mendampinginya.

"Sebelum memilih Cawapres saya putuskan meminta petunjuk dulu lewat shalat istihkarah. Setelah itu baru saya bisa memutuskan cawapres mana yang akan mendampingi saya," kata Ical pada pekan lalu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    Nasional
    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Nasional
    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Nasional
    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Nasional
    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Nasional
    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com