Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Disamakan, Polri-Jaksa Harus Mampu Berantas Korupsi

Kompas.com - 13/10/2012, 12:43 WIB
Sandro Gatra

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Kepolisian dan Kejaksaan tak boleh lagi beralasan menghadapi kendala minimnya dana dalam menangani kasus korupsi menyusul adanya penyetaraan alokasi anggaran dengan KPK. Ke depan, Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK memiliki anggaran yang sama terkait penanganan kasus korupsi.

Hal itu dikatakan anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Indra ketika dihubungi dari Surabaya, Sabtu ( 13/10/2012 ). Indra menyikapi keputusan Komisi III yang menyetarakan anggaran penanganan kasus di Kepolisian, Kejakaan, dan KPK mulai 2013 .

Indra mengatakan, pihaknya mendukung keputusan itu untuk efektifitas pemberantasan korupsi di Kepolisian dan Kejaksaan. Selama ini, kata dia, para pejabat kedua institusi itu kerap memakai alasan tidak efektifnya pemberantasan korupsi lantaran minimnya anggaran penanganan kasus.

Anggaran penanganan kasus di Kepolisian dan Kejaksaan jauh lebih kecil dibandingkan KPK. Dengan politik anggaran itu, kata dia, maka publik nantinya bisa menilai secara objektif institusi mana yang efektif dalam pemberantasan korupsi.

"Kalau nanti setelah anggaran disamakan tapi ternyata pemberantasan korupsi yang dilakukan Kejaksaan dan Kepolisian tidak efektif juga, maka dapat dipastikan bahwa ada persoalan mendasar di internal dan ada sistem yang salah di kedua institusi itu," pungkas Indra.

Seperti diberitakan, saat rapat dengan Komisi III pada Kamis siang, Wakil Ketua KPK Zulkarnain mengatakan, KPK mengajukan anggaran sekitar Rp 8 miliar untuk biaya penyelidikan dan penyidikan pada 2013 . Anggaran itu rencananya untuk mengusut 70 kasus korupsi.

Pihak Polri kerap mengeluh minimnya anggaran penanganan kasus. Di Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, anggaran operasional penyidikan hanya sebesar Rp 37 juta per kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com