Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korupsi Sengsarakan Rakyat

Kompas.com - 07/10/2012, 09:07 WIB

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin, mengatakan, peristiwa Jumat malam itu memperlihatkan polisi arogan dalam penanganan kasus Novel. Upaya menjemput paksa salah satu penyidik kasus dugaan korupsi Irjen Djoko Susilo itu memperburuk citra kepolisian di mata publik.

Secara terpisah, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto meminta Polri dan KPK harus sama-sama diperkuat dan jangan malah diadu domba. ”Mereka sama-sama memberantas korupsi. Justru kedua institusi ini harus diperkuat, plus kejaksaan,” kata Djoko.

Menurut Djoko, Kepala Polri membantah memerintahkan anggotanya untuk menangkap penyidik KPK. Setelah dicek oleh Kapolri, upaya penangkapan itu memang ada, tetapi dilakukan lewat koordinasi antara Polda Bengkulu dan Polda Metro Jaya. ”Penanganan kejahatan lintas provinsi cukup dilakukan dengan koordinasi antarpolda, tidak perlu izin Kepala Polri. Saya pun meminta Kepala Polri untuk segera menarik pasukan. Pukul 10.25-10.30, instruksi dilaksanakan,” kata Djoko.

Ia menjelaskan, perintahnya kepada Kepala Polri untuk menarik anggotanya dari KPK dilakukan atas nama Presiden. Presiden dijadwalkan memberi pernyataan terkait polemik Polri dan KPK, Senin (8/10). Hal itu disampaikan Djoko Suyanto dan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana. Menurut Denny, Presiden meminta laporan lengkap mengenai persoalan antara Polri dan KPK.

Kepada Presiden, Denny menyampaikan seluruh rangkaian polemik Polri dan KPK ini berbaur dengan isu pelemahan KPK. ”Yaitu isu dari wacana perubahan UU KPK, penarikan penyidik KPK dari unsur kepolisian, dan penangkapan Novel Baswedan,” tutur Denny. ”Sudah saatnya saya langsung menjelaskan kepada rakyat Indonesia, apa yang sudah kami kerjakan, bahwa kami terus bekerja,” ujar Presiden seperti ditirukan Denny. (WHO/UTI/bIL/EDN/WHY/NTA/ATO/FER)

Ikuti berita terkait dalam sejumlah topik berikut:
Polisi vs KPK
Revisi UU KPK
KPK Krisis Penyidik
Dugaan Korupsi Korlantas Polri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

    Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

    Nasional
    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Nasional
    Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

    Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

    Nasional
    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Nasional
    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Nasional
    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Nasional
    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Nasional
    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Nasional
    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Nasional
    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Nasional
    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Nasional
    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Nasional
    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Nasional
    Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com