Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutarman: Polri Ikut Membesarkan KPK

Kompas.com - 06/10/2012, 23:38 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Sutarman mengatakan, institusinya turut membesarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurutnya, Polri berperan besar dalam kiprah KPK, antara lain dengan menempatkan penyidik terbaik Polri di KPK.

"Saya bisa declare bahwa salah satu institusi yang membesarkan KPK itu Polri karena penyidik-penyidik kita ada di sana semuanya," kata Sutarman di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (6/10/2012).

Sutarman mengambil contoh peristiwa penangkapan tersangka kasus korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games 2011, Muhammad Nazaruddin. Saat itu, Polri turut mengajak KPK dalam operasi penangkapan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu di Bogota, Kolombia, pada 2011. Penangkapan itu menjadi salah satu contoh bentuk dukungan Polri kepada KPK. Hal itu menunjukkan bahwa Polri tidak pernah berniat berseberangan dengan KPK dan justru bekerja sama memberantas korupsi.

"Waktu menangkap Nazaruddin, untuk besarkan KPK, kita ajak KPK bersama-sama ke Bogota. Itu niat tulus kita sehingga jangan dibawa-bawa lagi, jangan dibentur-benturkan lagi," kata Sutarman.

Menurutnya, KPK tak mungkin dapat bekerja sendirian dalam memberantas korupsi di Indonesia. KPK justru akan lemah jika tidak bekerja sama dengan institusi penegak hukum lain. Sutarman pun mengakui bahwa KPK kini paling berwenang dalam hal pemberantasan korupsi. Polri hanya mendukung dan membantu tugas KPK. "Kita (Polri) ini pembantu," ujarnya.

Sutarman mengatakan, banyak hal yang menyinergikan KPK dengan lembaga lain. KPK juga membutuhkan Kejaksaan Agung, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), bahkan dukungan Presiden Republik Indonesia. Jika semua pihak berbenturan, Sutarman menilai kasus-kasus korupsi akan terbengkalai. Koruptor merajalela dan asyik menonton perseteruan yang terjadi.

"Kita harus menggarisbawahi bahwa institusi tidak mungkin bisa menyidik atau memberantas korupsi sendiri. Kita harus bermitra, harus bersinergi, baik dari aspek pembinaan personelnya, manajerialnya, langkah-langkah penyidikan, maupun langkah-langkah pencegahan tindak pidana korupsi," ujar jenderal bintang tiga tersebut.

Hubungan Polri dan KPK kembali memanas setelah anggota Polda Bengkulu, dibantu Polda Metro Jaya, mendatangi kantor KPK di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (5/10/2012) malam. Kedatangan mereka untuk berkoordinasi dengan pimpinan KPK dan membawa salah satu penyidik Polri di KPK, Komisaris Novel Baswedan.

Upaya membawa Novel itu gagal karena pimpinan KPK melindungi Novel. Polri berdalih penjemputan Novel itu terkait penganiayaan berat yang dilakukan Novel pada 2004 di Bengkulu. Adapun KPK bersikukuh menyatakan bahwa Novel tak bersalah walaupun telah mendapat sanksi disiplin akibat kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

    4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

    Nasional
    Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

    Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

    Nasional
    KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

    KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

    Nasional
    Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

    Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

    Nasional
    Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

    Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

    Nasional
    Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

    Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

    Nasional
    Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

    Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

    Nasional
    Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

    Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

    Nasional
    Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

    Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

    Nasional
    Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

    Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

    Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

    Nasional
    Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

    Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

    Nasional
    Nasib Pilkada

    Nasib Pilkada

    Nasional
    Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

    Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com