JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan berpakaian serba hitam, mereka mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Kamis (4/10/2012) sidang ini. Tampak poster dan spanduk bertuliskan "Save KPK, Save Indonesia" mereka usung dan bentangkan di halaman gedung KPK, Kuningan, Jakarta.
Mereka, seratusan orang yang tergabung dalam kelompok #SaveKPK dan #Bersihkan Polri, menyambangi gedung KPK untuk menyampaikan dukungannya agar KPK menuntaskan penanganan kasus dugaan korupsi proyek simulator ujian surat izin mengemudi (SIM). Kasus tersebut diduga melibatkan dua jenderal Kepolisian, yakni Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo dan Brigadir Jenderal Polisi Didik Purnomo.
Kelompok #SaveKPK dan #Bersihkan Polri itu terdiri dari seniman, aktivisi antikorupsi, akademisi, mahasiswa, dan tokoh lintas agama. Mereka menamakan diri sebagai pasukan semut rangrang. "Pasukan semut rangrang ini elemen-elemen manusia yang otentik. Manusia fitrah yang menjaga fitrahnya. Ada dosen, mahasiswa, budayawan, orang kantor yang rela meninggalkan pekerjaannya untuk datang ke sini," kata Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas saat menyambut kedatangan pendukung KPK itu.
Busyro dan Ketua KPK Abraham Samad mengapresiasi dukungan masyarakat yang mengalir terus ke KPK. Menurut Abraham, KPK tidak membutuhkan political will dari para politikus melainkan butuh dukungan masyarakat. "Dan terimakasih atas dukungan kalian sehingga KPK bisa kuat sampai detik ini. KPK akan terus menghadapi para koruptor meskipun jenderal sekalipun," ucap Abraham.
Salah satu anggota #SaveKPK, peneliti Indonesi Corruption Watch (ICW), Tama S Langkun, meminta KPK agar tidak ragu mengusut tuntas kasus simulator SIM tersebut. Tama pun mengatakan, dukungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dibutuhkan dalam hal ini.
"Kedatangan teman-teman di sini merupakan bentuk nyata dan tidak hanya berita. KPK harus segera membersihkan Polri," tambahnya.
Anggota #SaveKPK yang lain, sosiolog Universitas Indonesia, Thamrin Amal Tomagola, mengatakan, kewengan KPK tidak boleh disunat. Sebagai lembaga pemberantas tindak pidana korupsi yang termasuk kejahatan luar biasa, katanya, KPK butuh kewenangan yang luar biasa pula.
"Kalau berani nanti kita sunat sekalian. Jangan berani mengebiri KPK. Kalau berani, kita kebiri koruptor," ucapnya.
Dalam akhir pertemuan, kelompok #SaveKPK dan #Bersihkan Polri kompak berteriak "Save Indonesia, save KPK, tangkap Djoko, besok!!!"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.