JAKARTA, KOMPAS.com - Dua dari sepuluh orang yang diringkus tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Solo dan Kalimantan Barat tak terbukti terkait jaringan terorisme bersama Badri dan kawan-kawannya. Polri akhirnya membebaskan dua orang yang bernama Novem Diarso (46) dan Indra Vitrianto (35).
"Dua ini di antara 10 yang dilakukan penangkapan itu telah dikembalikan pada pihak keluarga karena memang tidak cukup bukti mereka ikut dalam proses kegiatan penyimpanan bahan peledak," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (25/9/2012).
Novem dan Indra berada di kediaman terduga teroris Kamedi di Solo, Jawa Tengah, saat tim Densus 88 melakukan penyergapan pada Sabtu (22/9/2012). Saat penggeledahan, polisi menemukan sejumlah bahan ledakan.
Kedua orang itu ikut dibawa tim Densus untuk diperiksa. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, Novem dan Indra tidak mengetahui rencana perakitan bom untuk aksi teror. Keduanya pun tak terlibat dalam penyimpanan sejumlah bahan peledak. "Jadi memang mereka berada di lokasi yang kedapatan ada sejumlah bahan peledak di rumah Kamedi, tapi tidak cukup bukti," ujar Boy.
Dengan dibebaskannya dua orang tersebut, maka terduga teroris yang diringkus polisi di Solo dan Kalimantan Barat pada Sabtu pekan lalu berjumlah tujuh orang. Tim Densus 88 juga menangkap menangkap Joko Tri Priyanto (45) atau Joko Parkit di rumah kerabatnya di Mondokan, Kecamatan Laweyan, Solo. Kini Polri memeriksa SR, istri terduga teroris Barkah yang ditangkap di Solo, Sabtu. SR diduga terlibat karena mengetahui proses perakitan bom untuk aksi teror. Para terduga teroris itu merupakan jaringan teroris yang menamakan diri "Al-Qaeda Indonesi".
Sebelumnya, polisi juga telah menahan Muhammad Thorik (32) dan Yusuf Rizaldi (41). Keduanya menyerahkan diri setelah terjadi ledakan bom rakitan di sebuah rumah di Jalan Nusantara, RT 04 / RW 13, Beji, Depok, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2012). Rumah kontrakan tersebut diketahui menjadi tempat penyimpanan bahan peledak.
Terduga teroris lain ikut menjadi korban pada ledakan tersebut, yakni Wahyu Ristanto alias Anwar yang akhirnya meninggal dunia di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (12/9/2012). Anwar mengalami luka bakar serius di bagian wajah dan lehernya.
Thorik menyerahkan diri ke Pos Polisi Jembatan Lima, Jakarta Barat, Minggu (9/9/2012) sore, dan Yusuf Rizaldi (42)alias Abu Toto ke Polsek Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara, sekitar pukul 13.30, Rabu (12/9/2012). Densus 88 juga menggeledah rumah kontrakan Yusuf di Bojong Gede, Bogor, Senin, (10/9/2012). Di sana polisi menemukan bahan peledak yang serupa dengan bahan-bahan yang ditemukan di Tambora dan Depok. Tempat tersebut juga diketahui merupakan markas kelompok Thorik untuk menyimpan dan merakit bom.
Di Bojong Gede, polisi memboyong Arif. Setelah itu, dua terduga teroris ditangkap di Jalan Jombang Raya Sektor IX Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Senin (17/9/2012) siang. Keduanya yakni Jodi (33) dan Abay.
Berita terkait penangkapan teroris Solo juga dapat diikuti di topik pilihan "Teroris Solo II".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.