Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasek: Komnas HAM Harus Lebih Kuat

Kompas.com - 18/09/2012, 18:11 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat, Gede Pasek Suardika menjelaskan politik anggaran harus berpihak pada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) daripada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pasalnya, alokasi anggaran untuk pemberantasan korupsi lebih besar daripada penegakan hak asasi manusia.

"Komnas HAM harus jauh lebih kuat. Soalnya (pemberantasan) korupsi perhatian besar tapi (penegakan) HAM tidak,"ujar Pasek di gedung DPR, Jakarta, Selasa (18/9/2012).

Pasek menjelaskan pada tahun 2013, alokasi anggaran untuk Komnas HAM harus diperkuat. Sebab, selama 2012, prinsip anggaran sangat tidak berpihak kepada pelaksanaan HAM yang dilakukan Komnas HAM.

Dia menjelaskan, alokasi anggaran untuk Komnas HAM tahun 2012 sebesar Rp 64,7 miliar. Hal tersebut sangat miris karena alokasi anggaran untuk Komnas HAM sudah dibagi dengan Komisi Nasional (Komnas) perempuan dan anak.

Menurut Pasek, Badan Anggaran (Banggar) DPR RI harus dapat membantu memperjuangkan alokas anggaran untuk Komnas HAM minimal sebesar Rp 100 miliar. Hal itu karena potensi konflik yang harus ditangani dan ditanggulangi oleh Komnas HAM berpotensi lebih besar. Selain itu, alokasi anggaran untuk Komnas HAM sesuai dengan amanat Konstitusi Republik Indonesia.

"Konstitusi kita paling utama menyebutkan tentang hak asasi manusia. Kita harapkan ada komiten yang sama, bahwa hak asasi manusia itu hal yang penting," tegasnya.

Selain menyinggung masalah anggaran, Komisi III DPR RI, menurut Pasek, sepakat melanjutkan fit and proper test dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan Mahkamah Agung (MA).

Pasek mengatakan ada perbedaan pandangan terkait jumlah komisioner Komnas HAM yang akan dipilih. Mayoritas fraksi menginginkan 15 komisioner dari 30 nama yang diserahkan ke DPR. Fraksi yang sepakat 15 komisioner itu adalah FPD, FPDIP, FPAN, FPKS, dan FPPP. Sementara itu, Fraksi Partai Golkar mengusulkan 9 sampai 15 komisioner sedangkan fraksi partai Gerindra tidak mempersoalkan soal jumlah komisioner Komnas HAM.

Fraksi Partai Hanura bergantung pada hasil fit and proper test. Hanya Fraksi Kebangkitan Bangsa yang tidak mengemukakan pendapatnya karena terlambat menghadiri rapat tertutup Komisi III dengan Komnas HAM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com