Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendekam di Rutan KPK, Hartati Dibawakan Selimut

Kompas.com - 13/09/2012, 21:23 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak mendekam di Rumah Tahanan Jakarta Timur Cabang Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (13/9/2012), Hartati Murdaya dikirimi barang-barang kebutuhan sehari-hari oleh keluarganya. Hartati yang diketahui pemilik PT Hardaya Inti Plantation (PT HIP) itu menjadi tersangka kasus dugaan penyuapan ke Bupati Buol, Amran Batalipu.

Sejak Rabu malam hingga pagi tadi, pihak keluarga maupun kolega Hartati berkunjung ke Rutan KPK yang terletak di lantai dasar gedung KPK, Kuningan, Jakarta itu. Kamis malam ini, keluarga Hartati kembali datang dan membawakannya sejumlah barang seperti selimut, karpet, alat kosmetik, makanan kecil, dan buku.

Ada pula perabotan rumah tangga berukuran cukup besar seperti kursi, lemari plastik, dan rak buku kayu. Sayangnya, tidak semua barang yang dibawakan keluarga Hartati itu diizinkan masuk rutan. Keluarga Hartati terpaksa membawa pulang kembali sejumlah barang, di antaranya, kursi besi, rak buku, dan makanan ringan dalam wadah kaca.

Menurut petugas keamanan KPK, barang-barang yang terbuat dan besi, kaca, atau benda tajam lainnya, tidak diperbolehkan masuk rutan. KPK menahan Hartati di rutannya bersama dengan empat tahanan wanita lain, yakni Miranda S Goeltom, hakim Kartini, dan Neneng Sri Wahyuni. Hartati ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan menyuap Bupati Amran terkait kepengurusan hak guna usaha perkebunan di Buol.

Berita terkait penahanan Hartati dapat diikuti dalam topik "Hartati Jadi Tahanan KPK" dan kasus dugaan suap yang menjeratnya dalam topik "Hartati dan Dugaan Suap Bupati Buol"

Lihat pula, foto "Tangis Hartati Murdaya dari Balik Jeruji"

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com