JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Marsekal Muda Ma'aruf Sojamsoedin mengaku tidak kecolongan dengan aksi-aksi teror yang terjadi beberapa waktu lalu. "Dengan bahasa kecolongan itu, jangan dianggap BIN tidak bekerja," ungkapnya di Hotel Lumere, Jakarta, Rabu (12/9/2012).
Ma'aruf menjelaskan, bahwa BIN selalu berkoordinasi secara intens dengan pihak-pihak terkait, seperti Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Perkembangan apa pun yang diperoleh oleh BIN baik dalam pengembangan penyidikan selalu diinformasikan kepada pihak-pihak terkait. "Kita selalu bertukar informasi yang didapat di lapangan," jelasnya.
Menurut Ma'aruf, diantara mereka ada yang namanya komunitas intelijen. Dari komunitas itulah mereka berkumpul dan membahas serta membuat strategi untuk menangkap sejumlah teroris. "Langkah hukumnya, mereka mengelola dan diberikan barang bukti. Setelah itu mereka akan melakukan penangkapan," tandasnya.
Seperti diberitakan, sebuah benda yang diduga bom rakitan setengah jadi ditemukan di dua wilayah. Pertama di Jalan Teratai 7, RT 02 RW 04, Kelurahan Jembatan Lima, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, pukul 14.30 WIB. Benda itu ditemukan di dalam rumah milik seorang nenek bernama Iyot (60). Kedua, ledakan bom rakitan meledak di sebuah rumah petak di Jalan Nusantara, Beji, Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (8/9/2012), pukul 21.25 WIB, mengakibatkan seorang pria di dalam rumah petak tersebut terluka parah. Pria yang belum diketahui identitasnya itu masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Polri R Said Sukanto, Jakarta Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.