Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zulkarnaen Penuhi Panggilan Pemeriksaan KPK

Kompas.com - 07/09/2012, 11:58 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka kasus dugaan suap penganggaran proyek Al Quran dan laboratorium Kementerian Agama, Zulkarnaen Djabar memenuhi panggilan pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (7/9/2012). Zulkarnaen akan diperiksa terkait posisinya sebagai tersangka.

Ia memenuhi panggilan pemeriksaan dengan didampingi pengacaranya, Yusril Ihza Mahendra dan Erman Umar. Zulkarnaen tiba di gedung KPK, Kuningan, Jakarta sekitar pukul 10.30 WIB. Dia mengaku siap diperiksa dan akan kooperatif dengan KPK.

"Tentunya prinsip asas praduga tak bersalah jadi pegangan kita bersama. Saya siap untuk fokus pada pemeriksaan ini," kata Zulkarnaen, di Gedung KPK.

Saat ditanya soal kemungkinan dia ditahan, Zulkarnaen enggan menjawab. Dia mengatakan, DPR perlu menonaktifkan dirinya sehingga tidak ada masalah dalam menjalani pemeriksaan. 

"Saya juga tegaskan yang terkait dengan diri saya, tidak ada hubungan dengan partai, organisasi dan lembaga," kata Zulkarnain yang juga politisi Partai Golkar tersebut.

Pemeriksaan Zulkarnaen hari ini merupakan yang perdana sejak dia diumumkan sebagai tersangka pada 29 Juni lalu.

Seperti diketahui, KPK kerap menahan para tersangka seusai pemeriksaan perdana mereka. Apalagi jika pemeriksaan tersebut dilakukan pada hari Jumat. Kerapnya penahanan tersangka KPK pada hari Jumat memunculkan istilah "Jumat Keramat"

Dalam kasus dugaan penerimaan suap proyek Kemenag ini, Zulkarnaen dan putranya, Dendy Prasetya diduga menerima suap Rp 4 miliar lebih terkait penganggaran proyek Al Quran dan laboratorium madrasah tsanawiyah di Kemenag. Keduanya terancam hukuman paling lama lima tahun penjara. Jumat (24/8/2012), KPK memanggil Dendy untuk diperiksa. Putra Zulkarnaen tersebut memenuhi panggilan KPK dengan menggunakan tongkat dan beralasan masih sakit akibat kecelakaan yang dialaminya Juli lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com