Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia dan Singapura Ungguli Indonesia

Kompas.com - 04/09/2012, 16:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Krisis perekonomian dunia membuat banyak negara berpaling ke sistem perekonomian syariah. Nyatanya, sistem yang terbilang kokoh lantaran memiliki prinsip-prinsip seperti antiriba dan antispekulasi justru makin banyak diadaptasi oleh negara-negara di sekitar Indonesia. Meski Indonesia juga iktu mengembangkan sistem ini, pencapaian sampai sekarang belum memuaskan. "Indonesia punya potensi karena jumlah penduduk Muslimnya terbesar di dunia," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi DKI Jakarta Eddy Kuntadi pada Selasa (4/9/2012).

Mengemukakan pandangannya di sela-sela tahap awal perhelatan ketiga Muslim World Biz (MWB), Eddy mengatakan Malaysia sudah berencana membuat semacam hub atau pusat bagi penjualan barang-barang seperti makanan berlabel halal. "Tapi, barang-barangnya dari Indonesia juga," kata Eddy.

Lebih lanjut Eddy menambahkan, Singapura pada 2020 sudah mendeklarasikan akan menjadi sentra keuangan syariah di kawasan. "Hal itu akan diikuti oleh Hong Kong dan negara-negara lain yang nota bene bukan negara berpenduduk Muslim," katanya.

Yang menjadi tantangan kemudian, pasar terbesar untuk perekonomian syariah adalah Indonesia. Makanya, kalau tidak bersiap diri, Eddy menyiratkan, Malaysia dan Singapura akan menyalip Indonesia.

Pergelaran Ketiga Muslim World Biz (MWB) di Jakarta Convention Center pada 12-16 September tahun ini mengusung tema "Memperkuat Aliansi Ekonomi". Dalam catatan penyelenggara, sudah terdaftar sekitar 600 pebisnis dari 35 negara anggota OKI.

Pasar umat Islam yang terus bertambah menjadi salah satu sasaran perhelatan ini. Setidaknya, sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, Indonesia bisa mengambil peran penting dalam penguasaan pasar 1,5 miliar warga Muslim dunia.

Ada empat sasaran yang menjadi unggulan Indonesia yakni finance, food, fashion, dan fundamental knowledge pada MWB kali ini. Bagi Kadin, terang Eddy Kuntadi, keempat hal tersebut semestinya juga menjadi bagian pemikiran pemerintah. "Kami memberikan umpan kepada pemerintah agar hal ini menjadi perhatian kita bersama," demikian Eddy Kuntadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com