”Pelaku teror itu merupakan bagian dari jaringan lama dan ada kaitan dengan jaringan di Filipina,” kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anang Iskandar.
Secara terpisah, Juru Bicara Jemaah Ansharut Tauhid (JAT) Son Hadi menegaskan, para pelaku (dua orang tewas dan satu orang ditangkap) yang diduga terkait teror beberapa waktu terakhir bukan anggota JAT. ”Kami hanya menyayangkan dugaan yang sempat mencuat bahwa para pelaku teror adalah anggota JAT,” ujar Son Hadi.
Terungkapnya pelaku teror beruntun tersebut diwarnai dengan penyergapan tim Densus 88 terhadap tiga pelaku yang diduga eksekutor tiga penyerangan selama ini. Mereka disergap Jumat malam di dua tempat berbeda.
Penyergapan itu diwarnai aksi saling tembak antara personel Densus 88 dan pelaku di Jalan Veteran Solo, di samping pusat perbelanjaan Lotte Mart, Kelurahan Tipes, Serengan, Solo. Dalam peristiwa itu, dua pelaku, yaitu Farhan (19) dan Mukhsin (19), tewas.
Namun, seorang anggota
Peristiwa tembak-menembak itu terjadi tepat di depan sebuah warung makan tenda milik Slamet (51) dan Anik Nuryati (44), sekitar pukul 21.30, saat Slamet tengah melayani pembeli. Begitu mendengar suara tembakan, orang-orang yang berada di warung itu langsung tiarap.
”Kami tiarap cukup lama, sekitar 10 menit. Saya waktu itu hanya berkonsentrasi menyelamatkan diri, begitu juga pembeli. Sempat dengar orang berteriak-teriak, tetapi tidak jelas. Setelah rentetan suara tembakan, suasana sepi sekitar dua menit. Setelah itu mulai ramai polisi berdatangan dan orang-orang berkerumun,” kata Slamet.
Selain menewaskan dua pelaku, malam itu Densus 88 juga mengejar Bayu (24), tersangka lain yang juga terlibat teror selama ini. Bayu yang merupakan warga Kelurahan Tipes, Serengan, Solo, ditangkap di rumah mertuanya di Desa Bulurejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, dalam keadaan terluka di bagian kaki.