JAKARTA, KOMPAS.com - Cendekiawan muslim Zuhairi Misrawi meminta jajaran pejabat pemerintah, elit politik, dan ulama untuk berpihak pada korban dalam penanganan kasus Sampang. Keberpihakan pada korban adalah dengan jujur menyampaikan berbagai akar permasalahan yang ada.
"(Penanganan kasus Sampang) Ini menyangkut kejujuran, pemerintah, pemimpin parpol, pemimpin agama, harus jujur sampaikan fakta di lapangan. Jangan ada hal-hal yang ditutup-tutupi juga oleh elit politik dan agama sehingga kita tidak bisa menjadikannya bahan pembelajaran ke depan," tegasnya Zuhairi Misrawi atau Gus Mis dalam dialog 'Kekerasan dan Komnas HAM' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (1/9/2012).
Gus Mis menjelaskan, konflik yang terjadi di Sampang sebenarnya sudah disampaikan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Potensi yang ada di Sampang bukan dilatarbelakangi oleh masalah keluarga.
Hal yang berbeda disampaikan oleh pemerintah, Kemendagri, Kemenag hingga pembantu Presiden lainnya. Mereka berkali-kali mengatakan bahwa latar belakang konflik di Sampang adalah masalah keluarga. Kejujuran pemerintah, lanjutnya, dalam hal ini sangat penting.
"Kejujuran itu hanya bisa didapatkan dari pemerintah, bukan MUI dan Menag,"ungkapnya.
Selain kejujuran, Gus Mis juga menyoroti perlunya ruang publik yang cukup bagi masyarakat. Dirinya menekankan pentingnya memberikan ruang kepada masyarakat untuk dapat menyampaikan aspirasinya sekaligus memberikan ruang untuk dialog.
Dalam hal pendekatan agama, ia mengingatkan bahwa pemerintah pada masa Orde Lama di mana Presiden Soekarno menjabat sebagai presiden, pemerintah memfasilitasi cara-cara tersebut. Organisasi masyarakat Islam seperti Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Ahmadiyah hingga Syiah difasilitasi negara melakukan dialog. Masyarakat umum juga diberi ruang seluas-luasnya menyampaikan aspirasi atau keinginannya.
Dia menggarisbawahi juga dalam menyelesaikan konflik kekerasan, pemerintah seharusnya mengedepankan korban bukan pelaku. Perlakuan pemerintah pada korban yang terjadi selama ini, termasuk penanganan konflik di Sampang, lebih cenderung berpihak pada pelaku karena aparat lebih mengedepankan penangkapan Rois dibandingkan penanganan warga atau korban di pengungsian.
"Penyelesaian kekerasan perlu prinsip keberpihakan pada korban bukan pelaku. Polisi hanya menangkap Rois di Sampang, padahal itu harus diurai secara cermat,"pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.