Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Mudik Meningkat, DPR Desak Presiden Bertindak

Kompas.com - 27/08/2012, 14:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secepatnya memimpin rapat kabinet untuk mengevaluasi angkutan Lebaran 2012. Tingginya angka kecelakaan dengan korban tewas ratusan orang sudah sangat memprihatinkan.

”Pada faktanya, jumlah kecelakaan pada masa angkutan Lebaran tahun 2012 lebih tinggi dari masa angkutan Lebaran tahun 2011. Saya akan meminta Komisi V untuk mendesak Presiden segera menggelar rapat kabinet guna menyikapi hal ini,” kata Wakil Ketua Komisi V DPR yang membidangi infrastruktur dan transportasi, Nusyirwan Soejono, Minggu (26/8/2012), di Jakarta.

Nusyirwan mengatakan, tingginya angka kecelakaan bukannya tidak dapat diduga. ”Dengan infrastruktur dan transportasi yang tidak tumbuh pesat, lalu meningkatnya pertumbuhan kendaraan, terutama kendaraan roda dua, maka sudah diduga bakal banyak kecelakaan,” kata Nusyirwan, politikus PDI-P itu.

Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara RI (Polri) menunjukkan, jumlah kecelakaan nasional pada masa mudik Lebaran (sampai H+5) tercatat 5.005 kasus dengan korban meninggal 869 orang, luka berat 1.438 orang, dan luka ringan 4.913 orang. Sebagian besar kecelakaan melibatkan sepeda motor. Selain itu, 61 persen pelaku kecelakaan juga diketahui tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM).

”Saya sangat prihatin dan menyesalkan. Seharusnya, pemerintah dapat bekerja lebih optimal. Kali ini, marilah kita mulai lebih awal persiapan angkutan Lebaran,” ujar Nusyirwan.

Harun al-Rasyid Lubis, peneliti Transportation Research Group Institut Teknologi Bandung mengatakan, tingginya angka kecelakaan pada masa angkutan Lebaran sangat memprihatinkan. ”Saat ini sebenarnya masih era kampanye dekade road safety (keselamatan di jalan) dunia dan Indonesia memberikan contoh yang tidak baik pada masa angkutan Lebaran,” ujarnya.

Dikatakan Harun, di kota-kota dunia lain logo road safety terlihat berkelap-kelip di gedung-gedung tinggi pada malam hari. Sementara itu, tidak satu gedung pun di Jakarta memasang logo itu. ”Denmark serius, bahkan Malaysia juga serius,” kata Harun.

Dia meminta semua pihak untuk introspeksi diri. ”Kecelakaan memang dicetuskan oleh berbagai faktor, tetapi kekeliruan manajemen dan kultur merupakan salah satu faktor tertinggi. Jadi, tidak selalu persoalan infrastruktur,” ujar Harun.

Harun mengatakan, Polri perlu didorong untuk bekerja lebih baik, termasuk meningkatkan kompetensi rekayasa lalu lintas. ”Kalau tidak, penyelenggaraan angkutan Lebaran tidak bedanya dengan ritual tiap tahun dengan tanpa inovasi,” ujarnya.

Sebelumnya, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga sudah mengingatkan, untuk memimpin pelaksanaan arus mudik dan arus balik Lebaran dibutuhkan seorang ”komandan”. Sebab, ”komandan” harus bisa menggerakkan berbagai sumber daya manusia dari sejumlah instansi pemerintah agar tak ada hambatan pada pelaksanaannya.

Dinilai gagal

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai pemerintah telah gagal menyediakan angkutan publik selama Lebaran. Akibatnya, masyarakat berinovasi sendiri dengan mudik menggunakan kendaraan pribadi. Sebagian besar pemudik memanfaatkan kendaraan pribadi, seperti kendaraan roda empat.

Bahkan, kendaraan roda dua yang tidak dirancang untuk perjalanan jarak jauh turut digunakan sebagai moda transportasi mudik. Tak mengherankan jika 75 persen kasus kecelakaan selama Lebaran melibatkan sepeda motor. ”Sebenarnya, jika ingin efisien, menekan anggaran subsidi untuk BBM, dan menekan jumlah korban meninggal, pemerintah harus menyediakan angkutan umum yang aman dan terjangkau,” kata Tulus.

Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Ni’am Sholeh menyatakan prihatin. Data Korlantas Polri menunjukkan jumlah korban luka ataupun tewas dalam kecelakaan lalu lintas pada kelompok umur 0-15 tahun mencapai 1.048 orang. Angka itu meningkat dibandingkan arus mudik-balik tahun 2011 yang mencapai 824 korban.

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengakui, manajemen angkutan Lebaran tahun ini masih banyak kekurangan, terutama pada angkutan pribadi yang belum berjalan sesuai harapan. Angka kecelakaan dan korban meninggal selama masa mudik dan arus balik tahun ini justru lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Namun, secara umum angkutan penumpang saat mudik berjalan baik, terutama kereta api yang menerapkan sistem boarding pass.

Bambang menambahkan, untuk mengatasi pemudik dengan sepeda motor yang masih tinggi pemerintah berencana menyediakan angkutan massal untuk mengangkut sepeda motor, yakni kereta api, kapal, ataupun truk. ”Tahun depan akan ditambah kereta barang dan KRI serta bus pengangkut sepeda motor,” kata Bambang.

Sementara itu, dari sejumlah daerah, seperti Banyuwangi, Lampung, Balikpapan, Palangkaraya, Banjarbaru, dan Padang, dilaporkan, arus balik sampai Minggu masih berlangsung. Di Cirebon, tiga pemudik dengan sepeda motor tewas ditabrak bus dan truk tronton. (RYO/EKI/ENG/ADH/ILO/HEI/INK/NIT/JON/PRA/WER/ BAY/REK/HAN)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com