JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat memastikan bahwa sistem presensi dengan sidik jari atau "finger print" akan dipasang di ruang paripurna DPR. Sistem itu disebut paling lama terpasang akhir 2012 .
"Batas waktunya Desember pasti sudah terpasang," kata Wakil Ketua DPR Pramono Anung seusai rapat pimpinan DPR di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa ( 14/8/2012 ).
Dalam rapim itu, pihak Sekretariat Jenderal DPR melaporkan perkembangan pengadaan "finger print". Disebut bahwa proses tender telah selesai. Total anggaran untuk memasang 12 mesin "finger print" sekitar Rp 270 juta.
"Pemenang tender sudah diumumkan. Kemudian masuk pada persiapan. Ini kan perintah Badan Kehormatan untuk diadakan ("finger print") sehingga pimpinan menindaklanjuti," pungkas politisi PDI Perjuangan itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, pihak Setjen DPR pernah berjanji bahwa "finger print" akan terpasang Mei 2012 atau diawal masa sidang sebelumnya. Akibat sistem presensi masih manual atau dengan tandatangan, pemandangan kursi-kursi kosong jamak terlihat ketika rapat paripurna.
Praktiknya, anggota Dewan kerap hanya tandatangan daftar kehadiran yang ditaruh di luar ruang rapat lalu meninggalkan ruang paripurna. Adapula yang menitip presensi ke staf ahli atau asisten pribadinya.
Pemandangan itu diperkirakan bakal semakin parah menjelang pemilu 2014 . Pasalnya, dengan sistem pemilu proporsional terbuka di Undang-Undang Pemilu membuat wakil rakyat yang masih ingin menyandang anggota terhormat di periode 2014-2019 harus lebih sering ke daerah pemilihan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.