Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Diminta Serius Persiapkan Penyidik-Jaksa Independen

Kompas.com - 01/08/2012, 11:22 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta mulai serius membangun penyidik dan jaksa independen agar pengusutan kasus dugaan korupsi di dua institusi penegak hukum, yakni Kepolisian dan Kejaksaan dapat berjalan maksimal.

Hal itu disampaikan pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar dan aktivis Indonesia Corruption Watch Donal Fariz ketika dihubungi secara terpisah, Rabu ( 1/8/2012 ).

Bambang mengatakan, dikhawatirkan akan terjadi konflik kepentingan ketika KPK menangani kasus korupsi di institusi penegak hukum seperti Kepolisian. Pasalnya, penyidik KPK saat ini berasal dari Kepolisian Untuk itu, kata dia, sebaiknya KPK mulai merekrut pegawai dari sipil lalu mendidik menjadi penyidik. "Ngga sulit kok itu," kata dia.

Donal mengatakan, langkah penyidik KPK saat ini yang berasal dari Kepolisian tetap perlu diapresiasi. Mereka, kata dia, telah menunjukkan komitmennya dalam menjalankan tugas ketika menggeledah lingkungan asal korpsnya, yakni Markas Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.

Namun, lanjut Donal, jika ingin pemberantasan korupsi berjalan dengan cepat, maka KPK perlu memperbanyak penyidik dan jaksa di luar institusi penegak hukum. Penyidik dan jaksa berprestasi saat ini, kata dia, bisa dipertimbangkan KPK untuk tetap dipertahankan.

Kedepan, tambah dia, KPK sebaiknya memprioritaskan pembersihan di Kepolisian dan Kejaksaan. Jika kedua institusi itu bersih, ucapnya, maka dapat membantu kerja KPK untuk memberantas korupsi di berbagai sektor. "Jadi, bersihkan dulu Kepolisian dan Kejaksaan dari parasit," pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan, penyidik dan jaksa independen memang masuk dalam road map dan grand strategy KPK, namun belum menjadi fokus utama. Meski demikian, selama ini pihaknya sudah mendidik para pegawai sipil dengan mengirim ke luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    Nasional
    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Nasional
    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Nasional
    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Nasional
    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com