Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Surabaya Turun

Kompas.com - 27/07/2012, 03:56 WIB

Surabaya, Kompas - Kota Surabaya di bagian utara dan timur mengalami penurunan tanah hingga 14 milimeter per tahun. Penurunan tanah ini disebabkan beban yang tinggi dan pengaruh intrusi air laut. Pemerintah Kota Surabaya perlu segera mengantisipasi ancaman ini.

Temuan penurunan tanah di Surabaya itu merupakan hasil penelitian pakar Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Teguh Hariyanto, selama Februari-September 2011. Ia meneliti dengan mengambil sampel di tiga area, yaitu Surabaya bagian timur, timur laut, dan utara. ”Penelitian ini yang pertama sehingga hasilnya masih relatif atau bisa berubah,” kata Teguh, Kamis (26/7), di Surabaya, Jawa Timur.

Kondisi itu berbeda dengan penurunan tanah di Jakarta atau Semarang (Jawa Tengah) yang hasilnya sudah absolut. Penurunan tanah di kedua kota itu sudah diteliti selama 10 tahun. Untuk mencapai hasil absolut, minimal dibutuhkan waktu penelitian selama 5 tahun.

Hasil pengukuran di Surabaya menunjukkan, wilayah Surabaya utara mengalami penurunan tanah 8-14 milimeter (mm) per tahun, Surabaya bagian timur laut turun 5-8 mm per tahun, dan Surabaya bagian timur turun sekitar 3-5 mm. Sesuai catatan Kompas, penurunan tanah di Jakarta mencapai 12 sentimenter (cm) per tahun dan 11 cm per tahun di Semarang.

Angka penurunan tanah tertinggi di Surabaya bagian utara terjadi di Margomulyo yang merupakan kawasan pergudangan dan industri. ”Dua zona lain lebih rendah angka penurunannya karena merupakan kawasan perumahan,” kata Teguh.

Menurut Teguh, penelitian ini baru fokus meneliti beban tanah di permukaan. Padahal, ada faktor penyebab penurunan tanah yang lain, seperti intrusi air laut. Tahun depan, penelitian akan dilanjutkan dan dikembangkan di Surabaya bagian barat dan selatan.

Peringatan dini

Teguh mengatakan, hasil penelitian ini adalah peringatan dini bagi warga dan Pemkot Surabaya untuk menyiapkan langkah antisipasi. Langkah yang bisa dilakukan, antara lain menerapkan sistem zonasi. Misalnya, bangunan yang akan didirikan di wilayah paling tinggi penurunan tanahnya harus memakai teknik khusus atau memakai material yang ringan.

Selain itu, Surabaya harus ketat menjaga kawasan konservasi di wilayah pantai timur. Di kawasan ini, penanaman bakau harus digalakkan dan dilindungi karena dapat menahan instrusi air laut.

Berdasarkan data citra satelit Pemkot Surabaya tahun 2009, total luas kawasan bakau di Surabaya 577.455 hektar. Sebanyak 466.965 hektar masih baik, 72.929 hektar rusak, dan 37.562 hektar rusak berat.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya Gede Dwija Wardhana mengatakan, ancaman penurunan tanah sudah dipikirkan. ”Upaya khusus yang kami lakukan adalah menjadikan kawasan pantai timur Surabaya sebagai kawasan lindung,” katanya.

Antisipasi di kawasan industri, katanya, dengan menjaga agar pengelolaan industri dilakukan dengan benar. ”Pengelolaan salah, misalnya, dengan mengebor sumber air lebih dari 200 meter,” paparnya. (DEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com