Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tersangka Teroris Ditahan

Kompas.com - 19/07/2012, 19:39 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror resmi menahan dua tersangka teroris, yakni Naim dan Qhoiribul Mujib. Keduanya ditangkap pekan lalu di Poso, Sulawesi Tengah, dan resmi ditahan pada Selasa (17/7/2012).

"Setelah pemeriksaan tujuh hari, Densus 88 menahan dua orang yang ditangkap 12 Juli lalu di pasar di Poso," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, Kamis (19/7/2012).

Menurut Boy, dari hasil pemeriksaan keduanya memiliki bukti untuk dilakukan penahanan. Boy menjelaskan, Naim alias Primus pada 2010 menyembunyikan DPO Sibgoh di sebuah pondok di Desa Watumaeta, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso selama dua bulan. Kemudian Sibgoh disembunyikan di sebuah rumah orang lain di Palu selama dua minggu.

Naim juga diketahui terlibat pelatihan militer di pegunungan Jalin Jantho Aceh. Ia juga mengikuti latihan militer kedua pada Februari 2010. Di sana ia latihan menggunakan senjata api dan latihan membuat bom rakitan di Gunung Biru, dekat danau Tamanjeka, Kecamatan Poso pesisir. Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh Qoid Asykari JAT (Jamaah Ansharut Tauhid) pimpinan Santoso (DPO).

"Mei 2012 dia juga menyembunyikan Santoso yang merupakan DPO penembakan anggota Polri di BCA Palu pada 25 Mei 2011," terang Boy.

Pada Mei 2012, Naim juga menyuplai ratusan amunisi kaliber 5,56 mm untuk latihan militer di pegunungan Malino. Peluru tersebut merupakan sisa yang didapatkan oleh tersangka saat kerusuhan Poso tahun 2000.

Sementara Qhoribul Mujib alias Mujiono alias Paklek juga terlibat dalam menyembunyikan DPO Santoso. Mujib juga juga menyembunyikan informasi tentang tersangka terorise Agung Prasetyo.

Menurut Boy, keduanya juga terkait dengan teroris Rizki Gunawan yang ditangkap di Medan pada Mei lalu. "Ini termasuk yang menerima (dana) dari Rizki. Dimanfaatkan untuk latihan militer di Poso," terang Boy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Nasional
    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com