Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancam Pecat Kader, Ical Sadar Dukungannya Tak Bulat

Kompas.com - 01/07/2012, 08:13 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ancaman pemberian sanksi bagi kader Partai Golkar yang tak mendukung Aburizal Bakrie alias Ical sebagai calon presiden di Pemilu 2014 dinilai membuktikan bahwa di internal Golkar tidak solid dalam memberi dukungan ke Ical.

"Ical belum yakin benar semua faksi di Golkar optimal memberi dukungan pada dirinya. Sanksi itu merupakan psy war kepada semua kader Golkar agar solid," kata Gun Gun Heryanto, pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dan Universitas Paramadina ketika dihubungi, Minggu ( 1/7/2012 ).

Gun Gun dimintai tanggapan keputusan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke-III Golkar bahwa kader Golkar, selain Ical, yang mencalonkan diri sebagai calon presiden atau calon wakil presiden di Pemilu 2014 dengan kendaraan partai politik lain akan dipecat dari keanggotaan Partai Golkar.

Keputusan lain yakni pemberian sanksi kepada seluruh pimpinan partai Golkar di daerah dan politisi Golkar di parlemen yang tidak bertindak sebagai tim pemenangan atau tidak proaktif dalam pemenangan Ical sebagai capres.

Gun Gun menilai masih ada faksi di Golkar yang belum nyaman atas ketergesaan penetapan Ical sebagai capres. Penetapan itu tak konsisten dengan sikap awal Ical yang akan maju sebagai capres jika elektabilitasnya tinggi berdasarkan hasil berbagai survei.

Percepatan Rapimnas dari bulan Oktober menjadi akhir Juni, menurut Gun Gun, mengindikasikan Ical sangat khawatir kehilangan kendaraan politik untuk maju dalam pilpres.

"Jadi dengan sangat ekspresif dia membuat mekanisme oligarkis dalam penetapan dirinya sebagai capres," katanya.

Gun Gun menilai, ancaman sanksi itu tetap tidak akan mampu menyukseskan Ical menjadi presiden. Pasalnya, dia melihat bahwa pengakuan dukungan dari internal saat ini hanya artifisial untuk mengamankan jabatan serta kepentingan kedepan masing-masing anggota, salah satunya maju dalam pemilu legislatif.

"Dukungan ke Ical saat ini oleh para pengurus daerah sangat mungkin karena sumber daya organisasional dimana Ical menjadi pusat kendali. Soliditas pengurus itu tidak bisa dikondisikan hanya dengan instruksi," pungkas Gun Gun.

Seperti diberitakan, selama Rapimnas yang berlangsung selama dua hari di Bogor, Ical selalu mengklaim bahwa internal Golkar solid mendukung dirinya. Ical sempat membantah pandangan para pengamat bahwa Golkar bakal terpecah.

"Partai Golkar solid dan hanya satu," kata Ical.

Adapun, ancaman pemberian sanksi disebut lantaran Golkar belajar dari pengalaman pilpres pascareformasi. Kader Golkar bebas maju dalam pilpres dengan kendaraan parpol lain. Kader hanya dinonaktifkan dari kepengurusan atau jabatan politik.

"Tidak pernah solid makanya calonnya tidak pernah berhasil. Untuk memenangkan capres, partai harus solid," kata Freddy Latumahina Ketua Komisi A bidang Organisasi Partai Golkar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com