Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ormas Islam Minta Kemenkes Batalkan Program Kondom

Kompas.com - 28/06/2012, 18:02 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA. KOMPAS.com - Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membatalkan program distribusi dan pembagian kondom kepada masyarakat khususnya remaja. Program tersebut dipandang bukan jalan keluar bagi penyelesaian pengurangan atau pencegahan HIV/AIDS.

"Program (kondom) itu akan menjadi masalah baru karena akan menyebarkan seks bebas. Program pembagian kondom harus segera dihentikan karena dampak negatifnya lebih besar," ujar Said Agil Siroj, Ketua Umum LPOI, di Jakarta, Kamis (28/06/2012).

Dampak negatif dari pembagian kondom itu, menurutnya, berupa dorongan psikologis, dukungan dan legistimasi pada remaja untuk melakukan perzinahan. Perzinahan dengan jelas dilarang oleh agama dan pembagian kondom tersebut adalah perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama. Kemenkes menurutnya telah mengambil langkah yang tidak populer dan justru merugikan anak bangsa.

Sebagai gantinya, LPOI berpendapat, program yang paling efektif untuk mencegah HIV/AIDS adalah pendidikan, pencerahan, dan pembinaan akhlak budi pekerti. "Cara terbaik untuk memberantas AIDS adalah dengan cara penanaman nilai agama, keimanan dan ketakwaan pada Tuhan di kalangan masyarakat, terutama pemuda pemudi bangsa karena merekalah penerus dari bangsa ini bukan dengan cara membagikan kondom dan mendukung seks bebas," tambahnya.

 

Seperti diberitakan, belum lama ini Kemenkes mengagas program pembagian kondom gratis untuk mencegah penularan penyakit seksual. Tujuan lainnya adalah mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengklarifikasi, sasaran program ini adalah kalangan perilaku seks berisiko, termasuk pasangan suami istri.

Menkes juga mambantah bahwa kampanye tersebut merupakan kebijakan yang akan memudahkan akses remaja untuk memperoleh kondom. Dalam siaran persnya kepada Kompas.com, disebutkan, Kemenkes menggalakan program kampanye"ABAT" atau "Aku Bangga Aku Tahu" untuk kalangan remaja dengan rentang usia 15-24 tahun. Pesan utama dari program kampanye untuk remaja tersebut adalah mengedepankan upaya pengenalan penyebab HIV/AIDS, proses penularan dan bagaimana mencegahnya dengan jargon "no drugs" dan "no free sex".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com