Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencari Suaka Tenggelam Lagi

Kompas.com - 28/06/2012, 02:28 WIB

Canberra, Rabu - Sebuah perahu pembawa pencari suaka ke Australia kembali tenggelam di lepas pantai selatan Pulau Jawa, Rabu (27/6). Satu penumpang ditemukan tewas, dan sekitar 20 lainnya masih hilang. Gelombang pencari suaka ini membuat pusing Pemerintah Australia.

Otoritas Keselamatan Maritim Australia (AMSA) menyatakan perahu tersebut tenggelam di kawasan zona ekonomi eksklusif Indonesia, yang berjarak sekitar 185 kilometer sebelah selatan Pulau Jawa dan 200 kilometer sebelah utara Pulau Christmas.

AMSA menyatakan ada sekitar 150 penumpang di dalam perahu kayu yang diduga berasal dari Indonesia tersebut. Tiga kapal dagang yang merespons panggilan darurat AMSA berhasil menyelamatkan 125 pencari suaka dan menemukan satu jenazah. Saat ini dua kapal perang dan satu pesawat militer Australia masih mencari sekitar 20 korban yang hilang.

Badan Pabean dan Perlindungan Perbatasan Australia menyatakan, polisi Australia mendapat panggilan darurat melalui telepon satelit dari perahu tersebut, Rabu pagi. Pihak berwenang Australia kemudian meneruskan informasi ini kepada Badan Search and Rescue Nasional Indonesia dan meminta bantuan kapal-kapal lain yang berada di dekat lokasi perahu.

Kapal dagang MV Bison Express dari Filipina merespons permintaan darurat ini dan tiba di lokasi sesaat sebelum perahu tenggelam. Stasiun televisi ABC menyatakan, para penumpang perahu adalah pencari suaka dari Afganistan.

Insiden ini terjadi kurang dari sepekan setelah sebuah perahu pengangkut pencari suaka juga tenggelam di kawasan perairan yang sama, menewaskan 90 penumpangnya.

Pada Desember 2011, sekitar 200 pencari suaka tewas saat perahu yang mereka tumpangi tenggelam di lepas pantai Jawa Timur.

Harus diakhiri

Berbagai kecelakaan maut yang melibatkan para pencari suaka ke Australia ini membuat Perdana Menteri Australia Julia Gillard mendesak para politisi bekerja sama untuk memecah kebuntuan.

Selama ini para politisi dari partai berkuasa dan partai oposisi sepakat para pencari suaka ini akan diproses lebih dulu di luar Australia untuk memastikan status mereka adalah pengungsi yang membutuhkan suaka. Pusat pemrosesan itu dibuat untuk mencegah para pencari suaka— yang berasal dari negara-negara korban perang, seperti Afganistan, Sri Lanka, dan Irak—menempuh perjalanan laut berbahaya langsung ke Australia.

Namun, para politisi Australia berbeda pendapat soal lokasi pusat pemrosesan para pencari suaka ini.

Pemerintahan Gillard tahun lalu menyepakati perjanjian pemrosesan dengan Malaysia, tetapi tidak mendapat dukungan partai oposisi.

”Saya yakin sudah saatnya perpecahan politik ini diakhiri. Kita sudah melihat terlalu banyak tragedi terjadi,” ungkap Gillard di hadapan Parlemen Australia di Canberra, Rabu.(AP/AFP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com