Dia heran mengapa pelaku korupsi adalah orang-orang yang kaya dan punya kedudukan tinggi. ”Untuk apa uang itu? Mereka, kan, sudah kaya? Daripada korupsi, kenapa uangnya tidak diberikan kepada orang miskin. Masih banyak orang miskin,” ucap Julie.
Tentang Presiden SBY, Julie menunjukkan simpatinya. Kata dia, orang hanya bisa mengkritik, padahal bila berada dalam posisi yang sama belum tentu dapat berbuat lebih baik.
Simpati itu bukan karena urusan dukung-mendukung politik. Sikap itu lebih menunjukkan pandangan hidup Julie yang selalu berempati, tahu diri, dan karenanya bekerja keras dengan jujur dan tulus. Dia melihat ke dalam dirinya sebelum menunjuk orang lain. Apakah layanan di rumah makannya sudah baik, rasa masakannya konsisten, resepnya dapat dipraktikkan pembaca Kompas dan pembaca buku-bukunya.
Kalaupun ada kerisauan, itu adalah siapa yang akan melanjutkan usaha rumah makan yang dibangunnya dari nol dan mengembangkan resep masaknya. Sampai saat ini anak-anaknya tak tertarik melanjutkan. Dia ingin seperti Nyonya Meneer yang namanya terus bertahan sebagai merek jamu meskipun si pemilik nama sudah lama tiada.
”Kalau saya sudah tidak ada, kualitas rumah makan ini akan bergantung pada anak-anak. Juga pengembangan resep-resep saya,” kata dia. (Ninuk MP)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.