Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP soal Survei LSN

Kompas.com - 27/06/2012, 11:46 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan M Romahurmuziy menilai rendahnya elektabilitas partai politik berideologi Islam bukan karena ideologi yang dianut. Menurut dia, banyak faktor selain ideologi yang menyebabkan rendahnya elektabilitas.

"Rendahnya elektabilitas Partai Islam adalah pernyataan yang missleading. Sebenarnya bukan masalah Islam atau tidak Islam. Itu masalah partai menengah," kata Romahurmuziy atau akrab disapa Romy di Jakarta, Rabu ( 26/6/2012 ).

Hal itu dikatakan Romy menanggapi riset Lembaga Survei Nasional (LSN) yang memperlihatkan parpol Islam atau parpol berbasis massa Islam sudah tidak eksis dalam dunia percaturan politik Indonesia. Parpol tersebut antara lain Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Dari hasil survei, jika pemilihan umum dilaksanakan hari ini, jawabannya untuk partai Islam, elektabilitasnya rata-rata di bawah 5 persen," kata Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry .

Romy menjelaskan, faktor pertama penyebab elektabilitas rendah yakni lemahnya kemampuan parpol dalam memunculkan pemimpin nasional yang berkarakter kuat. Parpol menengah, termasuk PPP, kata dia, belum memiliki figur yang memiliki jam terbang politik memadai dibanding parpol papan atas.

"Parpol papan atas dipimpin oleh politisi berjam terbang lebih dari tiga pemilu. Sementara 59 persen masyarakat berpendidikan rendah umumnya menilai parpol dari karakter figur pemimpinnya. Sehingga parpol papan atas diuntungkan oleh kuatnya karakter dan tingginya jam terbang pemimpinnya," kata Romy.

Faktor kedua, lanjut dia, parpol menengah tak bersatu untuk tampil dalam perpolitikan nasional. "Ketiga, karena demokrasi subtansial dibajak oleh demokrasi prosedural yang didominasi kosmetika pencitraan yang berbiaya tinggi. Akibatnya, parpol menengah relatif terbatas aksesnya kepada sumber keuangan," katanya.

Faktor keempat, tambah Romy, diberinya ruang yang lebih dominan kepada pengamat, akademisi, dan pemikir yang berorientasi politik sekuler di media massa. Sedikit banyak, kata dia, pernyataan mereka membentuk opini publik, khususnya di kalangan menengah atas.

"Namun demikian, terlepas dari motif dan momentumnya, masukan dari berbagai lembaga survei tetap kita jadikan masukan untuk perbaikan kinerja kedepan," pungkas Romy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com