Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Takkan Mengelola Uang dari Masyarakat untuk Gedung Baru

Kompas.com - 25/06/2012, 16:52 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi tidak akan menerima dan mengelola secara langsung uang yang dikumpulkan masyarakat sebagai sumbangan untuk membangun gedung baru KPK. Penasehat KPK, Abdullah Hehamahua mengatakan, jika KPK mengelola uang tersebut, akan berbenturan dengan aturan penyelenggaraan keuangan negara.

Oleh karena itu, katanya, KPK akan menyerahkan penerimaan dan pengelolaan uang sumbangan masyarakat tersebut ke suatu lembaga independen. "KPK tidak akan menerima dan mengelola uang itu karena akan berbenturan dengan penyelenggaraan keuangan negara," kata Abdullah dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (25/6/2012).

Hadir pula dalam jumpa pers itu, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto dan Adnan Pandupraja. Sebelumnya KPK dikunjungi Dewan Pimpinan Pusat Pedagang Kaki Lima Indonesia yang membawa uang Rp 1 juta untuk sumbangan pembangunan gedung baru KPK.

Abdullah yang menerima kedatangan perwakilan DPP Pedagang Kaki Lima Indonesia itu mengembalikan uang tersebut dan mengatakan akan menghubungi yang bersangkutan jika KPK telah menemukan mekanisme yang tepat dalam pengelolaan uang sumbangan masyarakat.

Bambang mengatakan, pihaknya akan melibatkan masyarakat untuk mendiskusikan bagaimana seharusnya aspirasi masyarakat untuk menyumbang ke KPK ini dapat dikelola dengan baik. "Kami ingin kaji, minta pendapat berbagai kalangan, tokoh masyarakat," katanya.

Ditegaskan Bambang, KPK akan berhati-hati dalam menanggapi sumbangan masyarakat untuk gedung baru tersebut. Tidak tertutup kemungkinan uang yang disampaikan ke KPK merupakan upaya pencucian uang.

"Sebaiknya memang tidak dikelola langsung KPK tapi akuntabilitasnya menjadi salah satu perhatian, apalagi kalau dana publik itu jadi bagian tuduhan TPPU," ujar Bambang.

Meskipun demikian, bukan berarti KPK tidak menghargai aspirasi masyarakat dalam mendukung KPK membangun gedung baru. "Atas sumbangan yang sudah banyak, terimakasih. Dalam undang-undang juga ada pelibatan masyarakat, peran serta masyarakat. Artinya masyarakat punya hak untuk berperan serta dalam pemberantasan korupsi. Jika ingin menyumbang maka kami mengucapkan terimakasih dan syukuri," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Nasional
    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Nasional
    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Nasional
    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Nasional
    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Nasional
    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Nasional
    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    Nasional
    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Nasional
    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Nasional
    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    Nasional
    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com