Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Nasdem Dianggap Politik Uang Terlembaga

Kompas.com - 14/06/2012, 17:54 WIB
Kiki Budi Hartawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Dewi Aryani, menyebut gaya berpolitik dari Partai Nasional Demokrat sama dengan gaya politik uang terlembaga.

Hal itu disampaikannya menanggapi strategi politik Partai Nasdem dengan cara memberikan modal sebesar Rp 5 miliar hingga Rp 10 miliar kepada calon legislator (caleg) mereka untuk mendongkrak elektabilitas partai baru tersebut dalam pemilihan umum 2014. Hal tersebut dilakukan karena yang paling menentukan dalam pertarungan politik adalah kekuatan finansial dari para calegm selain juga sistem proposional terbuka yang diterapkan pada Pemilu 2014.

Menurut Dewi, manuver yang dilakukan oleh Nasdem itu tercipta akibat undang-undang Pemilu yang memang memberi celah berbagai model pembiayaan partai politik sehingga menjadi marak dan tidak terkendali. "Model yang akan dilakukan Nasdem bisa saja menjadi model money politic baru dan terlembaga," kata Dewi daam diskusi Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) bertema "Model Pendanaan Caleg Ala Nasdem" di Jakarta Timur, Kamis(14/6/2012).

"Ada tiga prasyarat yang tidak ada untuk menjalankan bantuan dana pemilu, seperti yang dibuat Nasdem, yaitu sistem pendanaan pemilu yang tidak transparan, biaya politik yang sangat mahal dan tidak dibatasi, dan kaderisasi parpol yang tidak berjalan," ujar anggota Komisi VII DPR tersebut.

Ia menilai cara yang dilakukan Nasdem itu justru menunjukkan bahwa partai itu merasa tidak kuat menghadapi tekanan politik jelang Pemilu 2014. Ia menyarankan agar uang modal yang akan diberikan Nasdem kepada caleg mereka digunakan untuk kepentingan lain yang lebih bermanfaat bagi orang banyak.

"Kalau Nasdem memang punya uang banyak, akan lebih baik jika digunakan untuk membantu orang miskin melalui usahanya. Menolong orang yang susah cenderung akan membuat orang yang ditolong pro ke Nasdem sebagai terima kasihnya," kata lulusan program Doktoral Administrasi Kebijakan Publik itu.

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Formappi Sebastian menilai terobosan yang dilakukan oleh Nasdem sebagai sebuah gagasan yang berani. Cara itu dianggapnya dapat menjadi senjata penting yang dapat melahirkan tantangan bagi partai politik lain. Meski demikian, Sebastian berharap agar Nasdem juga memikirkan program-program untuk masyarakat setelah legislator itu terpilih.

"Ini kontroversial menimbulkan pro dan kontra, jadi jangan tanggung-tanggung buka semuanya secara transparan ke publik. Pastinya ada pertanyaan-pertanyaan, Nasdem uangnya banyak, uangnya dari mana? Maka itu harus transparan, dari siapa-siapa saja pemodal Nasdem itu? Lalu perubahan apa saja yang akan dilakukan dan jelaskan program-programnya kepada masyarakat. Jangan hanya bilang melakukan perubahan," kata Sebastian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com