NUSA DUA, KOMPAS.com- Wakil Presiden Boediono menyatakan ada gejala baru terkait narkotika dan obat-obatan terlarang. Gejala ini adalah munculnya perpaduan yang sangat membahayakan antara motif kriminal dan motif politik.
"Gejala lain yang lebih memprihatinkan, dan kita semua benar-benar perlu mewaspadainya adalah berkembangnya kerjasama antara sindikat narkotika dan kelompok teroris," kata Boediono, Selasa (12/6/2012), di Nusa Dua, Bali.
Hal ini disampaikan Wapres ketika membuka Konferensi Internasional Penegakan Hukum Narkotika ke-29. Pembukaan dihadiri sejumlah pejabat, antara lain Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Gories Mere dan Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin.
Konferensi berlangsung pada Selasa (12/6/2012) hingga Kamis (14/6/2012). Sebanyak 350 peserta yang mewakili lebih dari 70 negera menjadi peserta konferensi tersebut.
Kerjasama antara sindikat dan teroris disebut oleh Wapres sebagai narco-terorism. Boediono mengharapkan, konferensi akan menghasilkan kesepakatan mengenai langkah-langkah bersama yang efektif untuk memberantas kejahatan narkotika termasuk narco-terorism.
"Saya juga mengharapkan dicapai kesepakatan-kesepakatan kerjasama untuk melaksanakan program-program kongkrit guna memperkuat kapasitas masing-masing negara anggota konferensi," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.