Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KBRI Kesulitan Kontak WNI

Kompas.com - 11/06/2012, 07:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS  - Duta Besar RI di Damaskus, Suriah, Wahib memastikan terus berupaya menghubungi warga negara Indonesia, terutama yang berada di lokasi rawan pertempuran, seperti di Homs dan Hama. Hubungan lewat telepon menjadi andalan akibat berbagai keterbatasan yang dialami.

Saat dihubungi lewat telepon, Minggu (10/6), Wahib menyatakan, kontak melalui telepon terpaksa dilakukan karena Pemerintah Suriah sejak awal tahun lalu sangat membatasi ruang gerak petugas KBRI mencapai para WNI, terutama di daerah rawan.

”Mereka melarang kami masuk ke sana. Kalaupun bisa bepergian, mereka mengharuskan petugas kedutaan membawa surat persetujuan Kementerian Luar Negeri Suriah. Alasannya, untuk keselamatan,” ujar Wahib.

Tanpa surat persetujuan itu, hotel tak akan memberi mereka kamar menginap. Selain itu, jika bertemu pos pemeriksaan, mereka langsung disuruh kembali.

Padahal, kontak telepon kepada para WNI, yang sebagian besar berstatus tenaga kerja Indonesia (TKI), kerap sulit dilakukan. Setiap kali pertempuran pecah, jalur komunikasi praktis terputus.

”Kalaupun bisa dihubungi ke rumah majikan atau tempat tinggal TKI, tak ada yang mengangkat telepon karena semua mengungsi. Tidak semua TKI punya atau mau memberi tahu nomor telepon seluler mereka,” ujar Wahib.

KBRI mendirikan dua posko baru di kota Aleppo dan Latakia, yang relatif lebih dekat dengan sejumlah kota rawan pertempuran ketimbang harus dijangkau dari Damaskus. ”Hari ini (Minggu) kami memulangkan 10 WNI ke Tanah Air, sedangkan 83 orang lagi masih di penampungan KBRI di Damaskus. Setiap hari setidaknya ada satu atau dua orang datang ke KBRI minta dipulangkan,” ujar Wahib.

Dia menambahkan, beberapa hari lalu KBRI berhasil mengontak 60 orang dari Homs. Beberapa dari mereka akan berangkat menuju KBRI hari ini lewat jalur darat.

Putaran terakhir

Sementara itu, pemimpin oposisi Suriah yang baru, Abdel Basset Sayda, mengklaim kekuasaan rezim Presiden Bashar al-Assad semakin lemah menjelang ”putaran terakhir”. ”Kami memasuki fase sensitif sekarang. Rezim Assad sudah menjelang masa terakhirnya,” ujar Sayda setelah terpilih menjadi pemimpin Dewan Nasional Suriah (SNC).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com