Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi V DPR Perdalam Pembahasan Lewat Panja Sukhoi

Kompas.com - 29/05/2012, 01:45 WIB

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay mengatakan, yang diajukan Sukhoi beregistrasi 97005, tetapi yang datang 97004.

”Sudah ditanyakan ke Sukhoi, tetapi dikatakan ini sama. Total ada 6 Sukhoi. Sebanyak 4 Sukhoi yang terbang, 2 pesawat di darat. Sukhoi 97004 dan 97005 memang untuk penumpang,” ujar Herry.

Sukhoi sudah menyusun flight plan dengan registrasi 97004. Dengan tujuan demo flight dengan rute Halim-Palabuhanratu-Halim. Penerbangan dengan Sukhoi 97004 itu kemudian disetujui flight briefing.

Terkait soal navigasi, Wakil Ketua Komisi V DPR dari Fraksi Partai Demokrat Mulyadi menegaskan, pemerintah harus memberi batas waktu tegas kapan navigasi dialihkan ke pemerintah. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas navigasi di Indonesia.

”Pendapatan dari navigasi juga harus diinvestasikan untuk peralatan dan pengendalian sumber daya manusia,” ujar Mulyadi. Pendapatan dari navigasi melalui pengaturan lalu lintas udara, menurut dia, tak boleh dimasukkan untuk pendapatan perusahaan. 

Namun, Tri Sunoko pun menjelaskan, navigasi saat ini sebenarnya dalam kondisi aman. ”Itu terlalu didramatisir. Kami setuju kita harus waspada. Namun, maskapai Singapore Airlines, misalnya, selalu mengajukan tambahan penerbangan,” ujarnya.

Mencari bagian tubuh

Tim search and rescue (SAR) gabungan, Selasa (29/5) pagi, kembali mencari bagian tubuh korban pesawat Sukhoi di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Hal ini disebabkan adanya laporan masyarakat yang menemukan sejumlah potongan tubuh manusia yang diduga penumpang Sukhoi, sekitar 600 meter dari Puncak Salak I.

”Tim gabungan itu terdiri dari TNI, kepolisian, petugas kami, dan dari Wanadri. Mereka akan berangkat (Selasa) pagi,” kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak Agus Priambudi saat dikonfirmasi, kemarin.

(RYO/GAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com