Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawaran Bantuan untuk Novi Wulandari Mengalir

Kompas.com - 28/05/2012, 10:13 WIB
Adi Sucipto

Penulis

LAMONGAN,KOMPAS.com- Tawaran bantuan pendidikan mengalir di tengah kebimbangan Novi Wulandari, soal kelanjutan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Siswa SMA Negeri 2 Lamongan, Jawa Timur, yang meraih nilai Ujian Nasional 58,50 atau terbaik kedua nasional itu tetap berminat di bidang Statistik meskipun orangtuanya berharap ia menjadi dokter.

Dalam Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru lewat jalur undangan (penjaringan siswa berprestasi) ia tidak diterima di Universitas Gadjahmada Yogyakarta. Ia mengambil jurusan Statitistika dan Geofisika. Novi juga masih harus menunggu seleksi tahap ke-2 dan ke-3 pendidikan ikatan dinas di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

Ujian tahap 2 akan digelar 2 Juni mendatang. "Saya berharap bisa diterima agar tidak memikirkan biaya dan pekerjaan setelah lulus. Saya lebih meminati Statistik," ujarnya, Senin (28/5/2012).

Sampai saat ini sebenarnya ia juga masih gamang dan bimbang soal kelanjutan pendidikannya, terutama soal biaya pendidikan dan biaya hidup selama kuliah. Tetapi harapan sedikit terbuka karena sejumlah pihak, baik perorangan maupun lembaga, mulai menawarkan bantuan. Ikatan alumni Statistik Institut Sepuluh November 1945 (ITS) dan dosen senior sudah menemuinya dan menawarkan pendidikan gratis di jurusan Statistik ITS.

Guru besar Universita Airlangga Surabaya Kacung Maridjan juga akan membantu biaya kuliah. Ada juga anggota Komisi C DRRD Jawa Timur, orang dari Jakarta, dan Freeport yang ingin membantu membiayai kuliahnya. "Saya masih menunggu hasil dari seleksi di STIS Jakarta," kata Novi.

Pemerintah Kabupaten Lamongan juga mengupayakan biaya pendidikan Novi, di manapun Novi kuliah. Bupati Lamongan, Fadeli, Novi dan siswa berprestasi lainnya seperti Nur Uthfi Khumairo peraih nilai Ujian Nasional 38,53 menjadi terbaik ke-2 Jawa Timur dan ke-3 tingkat nasional bidang Akuntansi akan diberi beasiswa. "Mereka mengharumkan dan membanggkan Lamongan dan layak diapresiasi," katanya.

Orangtua Novi berharap ia menjadi dokter agar bisa membantu orang miskin. Saat ia ujian, ayahnya Mohammad Mustakim terbaring sakit, dan sulit berobat. Ayahnya yang bekerja sebagai penjaga toko sepatu sandal juga mengalami daging tumbuh di bagian hidung dan tidak ada biaya operasi. Orangtua Novi menyerahkan sepenuhnya apa pun jurusan yang jadi pilihannya.

"Kami hanya bisa mendukung dan mendoakan agar sukses. Tekadnya sangat kuat, semoga dia benar-benar mendapatkan beasiswa dan kemudahan sesuai keinginannya," kata Mustakim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com