Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pancasila, Persepsi, dan Kekerasan

Kompas.com - 18/05/2012, 02:24 WIB

Hal yang kemudian jadi masalah: ketika persepsi seseorang tentang Tuhan itu dianggap Tuhan dan dimutlakkan kebenarannya. Sesungguhnya Tuhan tak bisa dimonopoli oleh siapa pun: kiai, pendeta, pastor, atau siapa pun. Dalam kenyataan sejarah, perang dan kekerasan dalam kehidupan internal agama ataupun dalam kehidupan eksternal agama terjadi karena masing-masing memperebutkan Tuhan persepsi yang ia mutlakkan. Mereka sesungguhnya berperang bukan untuk Tuhan, melainkan untuk persepsi mereka saja.

Dalam Pancasila

Ketuhanan Yang Maha Esa sebenarnya berada di atas Tuhan Persepsi karena Tuhan Yang Maha Esa telah melintasi batas-batas Tuhan dalam suatu agama. Tuhan Yang Maha Esa adalah Tuhan yang ada dalam semua agama dan diakui oleh semua agama. Bukan lagi Tuhan persepsi, tetapi sudah menjadi pengalaman kebertuhanan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.

Akan tetapi, Ketuhanan Yang Maha Esa itu kehilangan makna dan kekuatannya ketika terjatuh dalam Tuhan Persepsi. Itulah yang lalu memengaruhi dan membentuk perilaku keagamaan seseorang dalam hidup berbangsa dan bernegara: orang lain yang berbeda persepsi tentang Tuhan dianggap salah dan sesat.

Radikalisme keagamaan yang memicu dan memacu konflik kekerasan melawan kesenjangan ekonomi politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesungguhnya bermula dari Tuhan persepsi ini. Harus ada ketegasan negara meletakkan sila pertama Pancasila bukan sebagai Tuhan persepsi, melainkan sebagai Tuhan empirik yang menjadi praktik hidup nyata dalam berkemanusiaan yang adil dan beradab, mewujudkan persatuan Indonesia, dan melaksanakan permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, serta dalam perilaku berkeadilan sosial.

Jika tak mampu tegas, negara akan terseret dalam konflik Tuhan persepsi yang berdarah-darah dan kian sulit menjadikan sila-sila berikutnya dalam praktik hidup berbangsa dan bernegara secara aktual dan konkret.

MUSA ASY’ARIE Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com