Djenar Maesa Ayu
Dua persoalan krusial di
Membangun jaringan transportasi massal yang bagi negara-negara lain sudah bukan sesuatu yang sulit justru menjadi bencana bagi Jakarta karena menimbulkan sejumlah pertarungan kepentingan. Banyak persoalan nonteknis yang justru menjadi penghalang besar pembangunan transportasi massal di Jakarta.
Saya merasa aneh dengan
Wibawa negara menghadapi organisasi massa atau gerakan massa masif lain juga sangat lemah. Dengan mudah mereka memaksakan kehendak, melebihi otoritas negara. Kalau di Jakarta saja hal seperti itu mudah terjadi, apalagi di daerah.
Demokrasi dan penegakan hukum masih menjadi jargon.
Saya pesimistis dengan masa depan Jakarta. Siapa pun gubernurnya bakal terseret pada birokrasi pemerintahan yang porak poranda. Sumbernya adalah korupsi dan salah urus.
Oleh karena itu, tolok ukur berhasil tidaknya pasangan gubernur dan wakil gubernur DKI mendatang terletak pada kemampuan keduanya memperbaiki kondisi dan sistem birokrasi.
Selama ini, yang diramaikan hanya sebatas pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI. Persoalan-persoalan birokrasi yang menghambat dunia usaha dan pelayanan publik nyaris tak tersentuh.
Saya juga menyesalkan banyaknya tayangan televisi yang menawarkan mimpi tentang Jakarta sebagai kota pendulang kesuksesan. Padahal, Jakarta itu sumber mata air kesedihan.