Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DARI SLANK UNTUK "Slankers Wangi"

Kompas.com - 13/05/2012, 02:42 WIB

Urakan tanpa keringat

Meski konser digelar untuk penonton premium—demikian pihak Slank dan penyelenggara menyebutnya—personel Slank di panggung tetap beraksi seperti biasa. Di tengah konser, Bimbim memelorotkan celana panjangnya hingga tertinggal celana super pendek ketat berwarna merah jambu mengkilat. Sementara Kaka, seperti biasa, bertelanjang dada. Meski begitu, gaya urakan kali ini tanpa keringat karena pendingin ruangan ballroom berfungsi maksimal.

Konser Slank kali ini mengusung konsep yang terkesan lebih eksklusif, yakni berkolaborasi dengan orkestra dan paduan suara dari Nusantara Symphony Orkestra dengan konduktor Indra Perkasa. Tak hanya itu, satu jam pertama konser diisi oleh penampilan Dira Sugandi, Sashi, Alexa, Naif, dan Pure Saturday.

Mereka membawakan 10 lagu Slank, seperti ”I Miss You But I Hate You”, ”Foto Dalam Dompetmu”, ”Terlalu Manis”, dan ”Kirim Aku Bunga”. Tika atau Kartika Jahja membawakan ”Kirim Aku Bunga” dengan rasa jazz. Demikian pula Dira saat menyanyikan ”Foto Dalam Dompetmu”. Dira bersama Slank juga membawakan ”Maafkan” dan ”Ku Tak Bisa” dengan iringan suara ribuan penonton yang bernyanyi bersama.

”Konser Slank seperti ini konsepnya terasa beda, tempatnya juga enak,” ujar Evi Budiman (37), seorang penonton.

Saat Slank membawakan lagu ”Pak Tani”, ribuan penonton bernyanyi kompak penuh energi. Kaka lantas ”iseng” menyelingi lagu itu dengan pertanyaan terkait Pilkada DKI Jakarta. Kaka menyebut tiga pasang nama pasangan calon gubernur dan wakilnya, lalu bertanya kepada penonton, ”Mungkin atau enggak mungkin?” Para ”Slankers Wangi” itu lantas menjawab lantang, ”Enggak mungkin, enggak mungkin! Semua itu terjadi 100 tahun lagi mungkin!” seru mereka menirukan lagu ”Pak Tani.”

Ditanya apakah Slank berencana lebih mendekatkan diri dengan kalangan yang mereka sebut ”Slankers Wangi”, Bimbim menjawab tangkas. Menurut dia, band legendaris, seperti The Rolling Stones, kerap menggelar konser dalam dua kemasan. Konser di panggung terbuka dan konser dalam ruang yang dinikmati oleh kalangan terbatas termasuk Presiden Amerika Serikat.

”Lagipula, kalau kami berteriak mengenai perubahan di panggung terbuka kadang kurang terdengar. Siapa tahu kalau berteriak tentang perubahan di panggung indoor lebih terdengar,” ucap Bimbim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com