Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semua Data di KNKT

Kompas.com - 13/05/2012, 02:14 WIB

Di kawasan ini, pesawat bebas bermanuver. Bahkan pesawat latih dari instansi khusus juga melakukan pendaratan dan lepas landas di area ini.

Menurut Mulya, selain meminta turun dari ketinggian 10.000 kaki ke 6.000 kaki, petugas juga memenuhi permintaan pilot berkebangsaan Rusia, Aleksandr Yablontsev, melakukan orbit kanan (gerakan pesawat memutar kanan). Setelah menyetujui permintaan pilot melakukan orbit ke kanan, tak lama berselang kontak dengan pesawat itu hilang.

”Berapa lama selisih waktu itu, kami belum mengetahui secara pasti,” kata Mulya.

Ia menambahkan, pesawat tersebut sudah memiliki izin terbang untuk pelatihan di atas Atang Sanjaya. Izin tersebut keluar setelah pilot mempelajari Aeronautical Information Publication, seluruh aspek di kawasan atau area pelatihan yang akan dituju. Selanjutnya, persetujuan tertulis dibuat dan akhirnya pesawat dapat melakukan penerbangan ke kawasan itu.

Seluruh peralatan radar dan komunikasi, serta petugas saat itu dalam kondisi yang baik. ”Kondisi kontrol prima untuk mendapat pelayanan penerbangan yang baik,” kata Mulya.

Faktor manusia

Sementara itu, dari Moskwa dilaporkan, berbagai pihak di Rusia melontarkan komentar yang cenderung menyalahkan pilot pesawat Sukhoi Superjet 100. Tak kurang dari pejabat Wakil Presiden Rusia Dmitry Rogozin sendiri menyatakan keyakinannya, kesalahan pilot menjadi faktor penyebab kecelakaan tersebut.

”Para pakar penerbangan mengatakan bahwa semua peralatan (pesawat) berfungsi bagus. Dengan kata lain, (kecelakaan) itu mungkin disebabkan kesalahan manusia,” tutur Rogozin kepada para wartawan di Moskwa, Kamis (10/5), seperti dikutip kantor berita RIA Novosti.

Menurut Rogozin, dia pernah terbang dengan salah satu pesawat jenis tersebut beberapa waktu lalu, dan ia yakin SSJ100 adalah pesawat yang bagus, modern, dan dapat diandalkan.

”Dalam penerbangan dari Novosibirsk ke Moskwa, saya berada di kokpit dan para pilot menjelaskan berbagai keunggulan pesawat. Para pilot memuji pesawat ini. Pesawat ini punya masa depan yang hebat, (karena) pesawat ini menjanjikan dan kompetitif,” papar Rogozin, seperti dikutip portal berita RT.com.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com