Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Skenario Evakuasi Korban Sukhoi

Kompas.com - 10/05/2012, 13:23 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Basarnas berhasil menemukan titik yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 milik Rusia tersebut. Kini, tim gabungan berupaya mencapai titik yang memakan waktu enam jam tersebut lewat jalur darat.

Marsekal Madya Daryatmo, Kepala Basarnas, merencanakan, setelah timnya berhasil ke titik yang dituju, sebanyak 47 korban yang terdata akan dievakuasi menggunakan pesawat Super Puma 332 milik TNI AU.

"Kami bawa dari tempat kejadian menuju Cidahu. Kemudian dari Cidahu di bawa ke Jakarta dengan menggunakan pesawat kecil-kecil," ujarnya saat konferensi pers di ruangan terminal kedatangan, Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Kamis (10/5/2012).

Ia melanjutkan, pihaknya akan mempersiapkan kedatangan pesawat evakuasi tersebut di landasan Halim Perdanakusuma dan selanjutnya menggunakan 25 mobil ambulans menuju Rumah Sakit Polri Bhayangkara, Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Kami masih akan secepatnya melaksanakan evakuasi ini terhadap korban, apabila betul yang kami duga ini pesawat Sukhoi," lanjutnya.

Titik yang diduga menjadi jatuhnya pesawat berada di sebuah lereng Gunung Salak, Desa Batu Tapak, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat dengan ketinggian sekitar 1700 menter di atas permukaan laut dan titik koordinat 06 42 61• 3 lintang selatan 106 44 41• 2 bujur timur.

Hal-hal yang menguatkan indikasi tersebut adalah terlihat serpihan-serpihan pesawat yang identik dengan pesawat Sukhoi Superjet100 yang hilang kemarin, dilihat dari warna dan titik tersebut dekat dengan titik kordinat saat pesawat kehilangan kontak.

Tim udara pun sempat melihat lambang Sukhoi diantara serpihan tersebut. Sepuluh jam lebih pesawat dengan nomor penerbangan RA 36801 tersebut diketahui hilang kontak dari menara pengawas pada pukul 14.33 WIB kemarin. Saat itu, diketahui terdapat 47 orang penumpang yang berada dalam pesawat yang terdiri dari 39 orang sipil, sementara 8 orang merupakan awak pesawat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    Nasional
    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Nasional
    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Nasional
    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Nasional
    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Nasional
    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com