”Penetapan capres harus dilakukan dengan semangat demokratis. Dengan paradigma baru, Golkar harus mendorong proses demokrasi ke dalam tubuh partai dan keluar,” katanya.
Iding mengingatkan agar Golkar sebagai partai besar mau mengutamakan kepentingan bangsa yang lebih besar. Memaksakan penetapan Aburizal secara terburu-buru saat ini justru bisa kontraproduktif. Dikatakan, elektabilitas Aburizal tidak kuat akibat sosoknya masih dikaitkan dengan beberapa kasus, terutama lumpur Lapindo.
”Di internal Golkar, Aburizal juga dianggap belum benar-benar didukung seluruh jajaran pengurus, terutama di tingkat kabupaten atau kota. Jika pencalonannya dipaksakan lewat kekuasaan elite, itu bisa mengganggu keutuhan partai, bahkan memicu konflik internal,” katanya.