JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga tiga TKI asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang ditembak mati di Port Dickson, Negeri Sembilan, Malaysia, menuntut agar kasus yang menimpa anggota keluarganya cepat diusut tuntas oleh pemerintah.
Tuntutannya tersebut diungkapkan Nurmawi (45), kakak dari Mad Noor (28) serta H. Maksum (54), ayah Herman (34) disela-sela aksi unjuk rasa bersama anggota Migrant Care di depan Kantor Kedutaan Besar Malaysia, Jl. Rasuna Said, Setia Budi, Jakarta Selatan, Selasa (1/5/2012) siang tadi.
"Ya cepat diusut sampai tuntas, keluarga pernah mengadu ke Migrant Care. Kita pernah BP3TKI, tanggapannya cuma akan diusut," ujar Nurmawi kepada Kompas.com.
Sebelumnya, Direktur Pengamanan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Brigjen Pol Bambang Purwanto menyebutkan tiga TKI itu ditembak secara keji oleh lima polisi Malaysia.
Ia mengatakan, lima polisi Malaysia itu memberondongkan peluru ke arah TKI Herman (34) dan Abdul Kadir (25), asal Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, NTB, serta Mad Noor (28) beralamat Dusun Gubuk Timur, Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur.
Nurmawi yang baru datang ke Jakarta kemarin melanjutkan, saat pertama melihat jenazah adiknya, ia sangat prihatin dengan kondisinya karena terdapat empat luka tembak di pipi kiri, hidung kanan, dada kiri atas dan dada kiri bawah.
"Seolah-olah dia seperti bukan manusia," lirihnya.
Kejanggalan Hal senada juga diungkapkan H. Maksum (54), ayah Herman. Ia mengatakan keprihatinannya saat melihat jenazah anaknya dua minggu setelah peristiwa tersebut.
"Dapat kabar sampai jenazah pulang ke kampung itu dua minggu, kondisi mayat membusuk," ujarnya.
Kondisi jenasah anaknya diketahui juga dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Dari sisi kaki hingga leher terdapat jahitan bekas otopsi.
Yang menjadi keanehan keluarga adalah, organ dalam jenazah Herman diketahui masih lengkap, namun sudah tidak pada tempatnya dan ditumpuk begitu saja di bagian perut.
"Anak saya diperlakukan seperti kambing saja," ujarnya mengibaratkan hal tersebut.
Bersama-sama dengan organisasi buruh Migrant Care, keluarga pun mengecam keras aksi kriminalisasi dan tindakan represif pemerintahan Malaysia terhadap buruh di negaranya.
Selain itu, para buruh juga mendesak pemerintah Indonesia untuk secara nyata mengimplementasikan konvensi internasional tentang perlindungan hak-hak seluruh buruh migran serta anggota keluarganya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.