JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPR) Tingkat II Partai Golkar Banda Aceh Muntasir Hamid menyatakan, DPD II banyak mendapatkan tekanan setelah penolakannya terhadap penetapan capres tunggal Golkar, Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, alias Ical. Namun, ia enggan menjelaskan tekanan yang dimaksud tersebut.
"Saat ini Golkar di permukaan tampak seperti air mengalir saja. Tapi, sebenarnya sudah ada masalah-masalah yang menunjukkan indikasi akan ada tsunami di Golkar. Ada tekanan-tekanan. Kalau dibiarkan bisa tsunami," ujar Muntasir dalam jumpa pers di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (30/4/2012).
Muntasir mengaku, penolakan yang ia lakukan ini untuk menyelamatkan Partai Golkar dari Ical yang disebutnya mabuk kekuasaan. Saat ini, Muntasir menyatakan telah meminta bimbingan dari Dewan Pertimbangan terkait langkah-langkahnya ke depan dalam penolakan itu.
"Saya sudah bicara dengan Pak Akbar, tolong dalam bentuk apa pun selamatkan partai. Intinya hari ini saya melihat seorang Ical ini tidak mau menerima masukan, bahkan dari orang tua sekalipun. Ini partai harus kita selamatkan," jelasnya.
Selain meminta bantuan Dewan Pertimbangan, Muntasir juga berencana menemui mantan petinggi Golkar, Prabowo Subiakto, yang mendirikan Partai Gerindra.
"Pak Habibie juga akan saya mintakan pendapat. Bila perlu, saya akan menemui Pak Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) karena saya melihat beliau sangat demokratis," tandas Muntasir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.