Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Keistimewaan Tahanan Angelina Sondakh

Kompas.com - 29/04/2012, 09:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara Angelina Sondakh, Teuku Nasrullah memastikan bahwa tak ada keistimewaan baik dalam perlakuan maupun fasilitas yang diterima kliennya di Rutan KPK.

Permohonan penanguhan penahanan kliennya untuk berobat pada kemarin malam karena sakit sinusitis ditolak. Namun, KPK merespon dengan mendatangkan seorang dokter untuk memberikan perawatan untuk kliennya.

"Bu Angelina tidak minta ditambahi fasilitas apapun. Fasilitas yang ada di dalam (Rutan) saat ini masih sama seperti yang dulu. Jadi dipastikan tidak ada yang berbeda, tidak ada keistimewaan," ujarnya saat dihubungi, Minggu (29/4/2012).

Seperti diketahui, Angelina Sondakh harus mendekam di kamar Rutan KPK seluas 3,1 x 3,5 meter karena KPK telah mengendus aliran dana dalam kasus penganggaran di Kementerian Pendidikan Nasional.

Rutan KPK yang terletak di basement gedung KPK, berjumlah lima kamar. Di kamar bercat putih tersebut, KPK menyediakan satu tempat tidur berbusa, satu bantal, dan lemari kecil untuk menyimpan pakaian. Tak ada TV, pendingin ruangan, atau kulkas di kamar atau dalam sel.

Hanya exhaust fan agar terjadi sirkulasi udara di tiap-tiap kamar. Untuk kamar mandi, ditempatkan di luar kamar.

Satu-satunya hiburan hanyalah televisi yang disediakan KPK di ruang bersama tahanan. Di tempat itu tahanan bisa duduk bersantai dan nonton televisi. Tahanan tidak diperbolehkan membawa peralatan dan fasilitas lain dari luar.

Yang membedakan Rutan KPK dengan rutan lainnya adalah ruang besuk yang lebih ketat. Pembesuk tidak bisa kontak fisik secara langsung dengan tahanan. Mereka bertatap muka di ruangan khusus yang dipisahkan dengan dinding kaca namun berlubang kecil di tengahnya. Komunikasi mereka menggunakan telepon yang terdapat di ruangan tersebut.

Mengenai keamanan, Rutan KPK dijaga dua orang penjaga di dalam rutan dengan sistem 24 jam. Namun, juga akan dijaga pihak keamanan di luar rutan tersebut.(Edwin Firdaus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

    Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

    Nasional
    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Nasional
    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

    Nasional
    Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Nasional
    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Nasional
    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Nasional
    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    Nasional
    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Nasional
    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Nasional
    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Nasional
    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Nasional
    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    Nasional
    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com