Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agung: Konvensi Golkar Sarat Politik Uang

Kompas.com - 24/04/2012, 18:21 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono kembali menegaskan, Partai Golkar tidak menggelar konvensi guna menjaring aspirasi daerah guna memilih bakal calon presiden. Konvensi dinilai gagal mengantarkan kandidat Golkar ke kursi presiden. "Yang pasti, sistem konvensi sudah dua kali tidak berhasil, bahkan terkotak-kotak. Money politics tidak tahan, parah sekali, gila-gilaan. Makanya kami tidak pakai lagi," kata Agung yang juga Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/4/2012).

Sebagai gantinya, Partai Golkar sudah memutuskan akan menggunakan sistem survei. Kandidat dengan tingkat elektabilitas tertinggi otomatis akan menjadi bakal calon presiden. Survei ini akan melibatkan beberapa kader terbaik partai. Ada beberapa lembaga survei yang dilibatkan sehingga hasilnya semakin obyektif. Nama-nama kader yang hendak disurvei akan dipilih partai.

Ketika ditanya bagaimana jika hasil survei menyatakan bahwa Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie bukan tokoh dengan tingkat elektabilitas tertinggi, Agung menjawab secara diplomatis. "Kalau saya dengar dari Sekjen Golkar (Idrus Marham),  Pak Ical selama ini memang tertinggi di antara jajaran Golkar," katanya.

Sementara itu, ketika ditanya soal adanya tentangan dari kader di daerah soal percepatan rapat pimpinan nasional yang rencananya digelar 9 Juli 2012, Agung membantahnya. "Lho, usulan rapimnasus (rapat pimpinan nasional khusus) ini dipercepat dari daerah-daerah. Ada suratnya," kata Agung.

Soal mengemukanya perselisihan antarkader soal bakal calon presiden, Agung menilai hal tersebut sebagai promosi gratis.

Peneliti politik dari LIPI, Ikrar Nusa Bhakti, berharap rapimnas khusus yang akan digelar Partai Golkar tahun ini tidak hanya untuk meneguhkan calon presiden yang akan diusung partai itu. Pasalnya, kondisi ini dikhawatirkan akan mendorong adanya manipulasi politik dari elite partai.

Idealnya, rapimnas juga merumuskan mekanisme dan ukuran yang jelas bagi calon presiden yang diusung Partai Golkar. "Ukurannya bukan cuma ketua umum, melainkan juga elektabilitas, kepemimpinan, serta dedikasi untuk Golkar dan masyarakat secara keseluruhan," tutur Ikrar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com