Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Kartini Kini

Kompas.com - 21/04/2012, 02:23 WIB

Perkawinan poligami

Kegagalan Kartini meraih pendidikan tinggi adalah dampak kungkungan adat yang memaksanya masuk ke dalam dunia perkawinan poligami. Inilah salah satu isu yang terus-menerus masuk dalam agenda perjuangan gerakan perempuan sejak 1928, tetapi malah marak sekarang.

Pejabat publik bahkan tidak malu-malu lagi mempraktikkannya, termasuk melanggar UU Perkawinan soal perizinan. Saat ini UU Perkawinan sebagai hukum positif dikalahkan oleh aturan primordial yang bersifat parsial. Adanya dualisme hukum jelas menjadi penyulit dalam penegakan hak-hak kaum perempuan sebagaimana diperjuangkan Kartini.

Memperingati hari kelahiran Kartini, hari ini, justru membuat kita prihatin. Hal-hal yang dirisaukan Kartini ternyata masih kita temukan saat ini. Ia, misalnya, menggugat, ”Agama harus menjaga kita dari berbuat dosa. Akan tetapi, berapa banyak dosa diperbuat orang atas nama agama itu.” Seabad lalu, Kartini sudah mempertanyakan agama yang kini menjadi pembenaran oleh sebagian kaum laki-laki untuk menindas perempuan.

Lies Marcoes Direktur Yayasan Rumah Kita Bersama (Rumah Kitab)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com